Kurs Dolar Sedang Naik, Pertanian Ubi Cilembu Sumedang tidak Menikmati Naiknya Penghasilan Ekspor

- 22 November 2023, 16:38 WIB
Haji Suhaya, salah seorang pebisnis besar ubi cilembu dari PT Bonavista, Desa Cilembu, Sumedang.
Haji Suhaya, salah seorang pebisnis besar ubi cilembu dari PT Bonavista, Desa Cilembu, Sumedang. /Kodar Solihat/DeskJabar

Perusahaan bisnis besar ubi cilembu PT Bonavista pernah dilakukan pelepasan ekspor perdana langsung, dengan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, H U Ruzhanul Ulum, pada 16 September 2021.

 

 

Menurut Haji Suhaya, diantara para pebisnis besar lokal ubi cilembu baru pada tahun 2021 mengetahui, ternyata ubi cilembu sangat diminati di luar negeri. Selama puluhan tahun lalu tidak diketahui pasarnya kemana saja, dan umumnya menyangka hanya dijual lokalan saja.

Sepengetahuan dirinya, saat ini, ekspor ubi cilembu selain mentahan juga dalam bentuk ubi bakar. Ada perusahaan khusus yang ekspor ubi cilembu bakar dalam kemasan ke Hongkong, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea, tetapi belum diketahui apakah dibayar pakai Dolar atau tidak.

Diketahui, kurs mata uang Dolar AS masih di atas Rp 15.300. Walau kurs ini sudah turun, tetapi masih rata-rata lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. Ada anggapan umum, bahwa kenaikan kurs Dolar AS kepada mata uang Rupiah, akan membuat bisnis pertanian untuk ekspor menjadi banyak penghasilan.

 Baca Juga: Di Sumedang, Ubi Cilembu Dahulu Ukurannya Sangat Besar Hasil Pertanian Organik

Berdasarkan catatan DeskJabar, berbagai periode pemerintahan Indonesia sering mendengungkan soal peluang ekspor komoditas pertanian. Tujuannya, agar kalangan  usaha pertanian di Indonesia menikmati keuntungan lebih baik jika komoditas pertanian dihargai dengan mata uang Dolar.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah