“Sayangnya potensi besar tersebut belum banyak dilirik investor dari luar sehingga hanya mengandalkan pada pengembangan investasi lokal dengan skala yang masih sangat rendah,” paparnya.
Menurutnya, saat ini kontribusi Kabupaten Garut dilihat dari distribusi PDRB Jawa Barat hanya sebesar 2,7 persen, begitu juga kontribusi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran masih relatif sangat kecil masing-masing hanya sebesar 1,7 persen, 1 persen, 1,5 persen, 0,2 persen, dan 0,4 persen.
Jadi kalau kita total kira-kira kontribusi ekonomi dari Kabupaten Garut hingga Kabupaten Pangandaran sebagai kawasan Jabar Selatan baru sebesar 7,5 persen.
“Bayangkan dengan wilayah yang luas dari 6 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Selatan kontribusinya hanya 7,5 persen atau kalah dengan 1 Kabupaten Karawang yang kontribusinya mencapai 10,8 persen,” paparnya.
“Kita mengenal Jabar Selatan bahkan terbentang dari Kabupaten Sukabumi melalui Kabupaten Cianjur hingga Kabupaten Pangandaran potensinya luar biasa,” ujar Acuviarta.
Acuviarta menambahkan, secara historis potensi ekonomi Jawa Barat selatan sudah sejak lama terlihat, gugusan pesisir pantai Selatan sangatlah indah.
“Tapi untuk menjangkaunya tidak cepat, ini menjadi salah satu kendala pengembangan pariwisata di Jabar Selatan,” paparnya.
Belum lagi bicara industri, menurut Acuviarta, banyak hasil industri makanan, industri kerajinan kriya, industri kerajinan kulit, kerajinan tekstil dan sebagainya ada di wilayah Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sekarang tinggal bagaimana kita memfokuskan pada pengembangan inftrastruktur jalan dan moda transportasi sehingga jarak tempuh dan mobilitas masyarakat dari Bandung Raya dan bahkan luar Jabar bisa lebih cepat ke kawasan-kawasan di Jabar Selatan.