Network
DESKJABAR – Konsumsi teh di dunia diketahui terus meningkat seiring bertambahnya penduduk. Adalah teh hijau, yang merupakan salah satu komoditas perkebunan, menjadi fenomena terus bertambah peminatnya, selain cita rasa juga citra produk minuman yang menyehatkan, serta keperluan kecantikan.
Pihak FAO (Food and Agricultural Organization) pada Januari 2024, melansir, produksi teh hijau dunia diperkirakan akan tumbuh lebih cepat yaitu mencapai 6,3 persen per tahun 4,25 juta ton pada tahun 2032. Yang menjadi perhatian, adalah negara Cina dan Vietnam.
Gambaran tersebut mencerminkan ekspansi di negara Cina, dimana produksi teh hijau diperkirakan akan meningkat. Jumlahnya hampir dua kali lipat dari 2,06 juta ton pada tahun 2020-2022 menjadi 3,98 juta ton pada tahun 2032.
Di Cina ada pengaruh peningkatan produktivitas melalui penanaman kembali varietas yang menghasilkan hasil lebih tinggi dan praktik pertanian lebih baik.
Vietnam juga diperkirakan akan meningkatkan produksi teh hijaunya dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 1,5 persen.
Namun di Vietnam, permasalahan yang sedang dihadapi oleh sektor ini, misalnya rendah efisiensi produksi dan kualitas lebih rendah, yang mempengaruhi harga dan pendapatan ekspor negara.
Baca Juga: Teh Hijau Ala Kampung Kini Menjadi Buruan Wisata ke Purwakarta Sambil Melihat Perkebunan Teh Rakyat
Nasib Indonesia
Lalu bagaimana di Indonesia ? diketahui negara ini menjadi penghasil teh hijau yang besar di dunia. Di Indonesia, produksi teh hijau umumnya dihasilkan pabrik-pabrik swasta dengan bahan baku dari teh rakyat.
Adalah Jawa Barat yang diketahui menjadi produsen utama teh hijau Indonesia. Namun nasib usaha perkebunan teh rakyat di Indonesia belum banyak mengalami kebangkitan usaha. Sedangkan pabrikan pengolah teh, kebanyakan ada di Jawa Tengah.
