Kurs Dolar Sedang Naik, Pertanian Ubi Cilembu Sumedang tidak Menikmati Naiknya Penghasilan Ekspor

22 November 2023, 16:38 WIB
Haji Suhaya, salah seorang pebisnis besar ubi cilembu dari PT Bonavista, Desa Cilembu, Sumedang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Nilai tukar kurs Dolar AS yang sedang naik terhadap Rupiah, tidak otomatis usaha pertanian ikut menikmati peningkatan pendapatan dari pasar ekspor. Kalangan pertanian ubi cilembu di Sumedang, Jawa Barat mengaku tidak memperoleh manfaat karena selama ini dibayar Rupiah.

 

 

Komoditas ubi cilembu kualitas A banyak laris diminati di Jepang, Korea, Hongkong, Singapura, Malaysia, dll. Karena itu, panenan ubi cilembu kualitas utama menjadi cepat habis di tingkat bandar, untuk memenuhi kontrak ekspor ke sejumlah negara.

Pada November 2023, pasokan ubi cilembu sedang minim pada sentra produksi di Pamulihan dan Tanjungsari, Sumedang karena terpengaruh kemarau panjang lalu. Namun pasokan ubi cilembu masih ada dari beberapa lokasi yang terjamin pengairan, sementara secara umum para petani baru mulai kembali menanam.

Baca Juga: Di Sumedang, Pencurian Ubi Cilembu Sedang Marak, Harga Panen Pertanian Sedang Mahal

Situasi perdagangan

Menurut Haji Suhaya dari PT Bonavista, Cilembu, Sumedang, Rabu, 22 November 2023, mengatakan, bahwa selama ini para pedagang besar dan petani ubi cilembu hanya memperoleh pembayaran menggunakan mata uang Rupiah. Yang dibayar pakai mata uang Dolar AS kemungkinan para eksportir.

“Jadi ya setiap kali nilai tukar Dolar AS sedang melonjak, kami pedagang besar apalagi petani, yang tidak mengalami pengaruh apa pun. Nah anehnya, jika ada pebisnis lokal ubi cilembu ada masalah soal kiriman, pembeli di luar negeri mengenakan denda menggunakan mata uang Dolar, ” ujar Haji Suhaya.

Perusahaan bisnis besar ubi cilembu PT Bonavista pernah dilakukan pelepasan ekspor perdana langsung, dengan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, H U Ruzhanul Ulum, pada 16 September 2021.

 

 

Menurut Haji Suhaya, diantara para pebisnis besar lokal ubi cilembu baru pada tahun 2021 mengetahui, ternyata ubi cilembu sangat diminati di luar negeri. Selama puluhan tahun lalu tidak diketahui pasarnya kemana saja, dan umumnya menyangka hanya dijual lokalan saja.

Sepengetahuan dirinya, saat ini, ekspor ubi cilembu selain mentahan juga dalam bentuk ubi bakar. Ada perusahaan khusus yang ekspor ubi cilembu bakar dalam kemasan ke Hongkong, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea, tetapi belum diketahui apakah dibayar pakai Dolar atau tidak.

Diketahui, kurs mata uang Dolar AS masih di atas Rp 15.300. Walau kurs ini sudah turun, tetapi masih rata-rata lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. Ada anggapan umum, bahwa kenaikan kurs Dolar AS kepada mata uang Rupiah, akan membuat bisnis pertanian untuk ekspor menjadi banyak penghasilan.

 Baca Juga: Di Sumedang, Ubi Cilembu Dahulu Ukurannya Sangat Besar Hasil Pertanian Organik

Berdasarkan catatan DeskJabar, berbagai periode pemerintahan Indonesia sering mendengungkan soal peluang ekspor komoditas pertanian. Tujuannya, agar kalangan  usaha pertanian di Indonesia menikmati keuntungan lebih baik jika komoditas pertanian dihargai dengan mata uang Dolar.

 

Dikutip dari laman lamam djpn Kementerian Perdagangan pada 17 Maret 2023, disebutkan, bahwa ekspor ubi cilembu mengalami kenaikan volume dan nilai jual dengan selisih tahun 2022 dan 2021. Pada Januari sampai November 2022, nilai ekspor ubi cilembu mencapai 11 juta Dolar AS, dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar 10,2 juta Dolar AS. Pasar ekspor ubi cilembu adalah Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea, Taiwan, Qatar, dan Saudi Arabia. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler