Tempat Wisata Unik di Yogyakarta: di Daerah Ini Matahari Muncul Pukul 08.30, Terbenam Pukul 16.30 WIB

- 2 September 2023, 06:24 WIB
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada satu daerah yang sangat unik. Hanya berjarak 74 km jauhnya dari pusat   Kota Yogyakarta, di daerah ini siang telat datang matahari terlambat muncul. Namun malam hari, lebih cepat datang.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada satu daerah yang sangat unik. Hanya berjarak 74 km jauhnya dari pusat Kota Yogyakarta, di daerah ini siang telat datang matahari terlambat muncul. Namun malam hari, lebih cepat datang. /Instagram @sunrise_sunset_nature_story/

DESKJABAR - Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada satu tempat wisata unik. Hanya berjarak 74 km jauhnya dari pusat Kota Yogyakarta, di daerah ini siang telat datang karena matahari datang terlambat. Namun malam lebih cepat datang karena matahari terbenam lebih cepat

Fenomena alam yang terasa aneh dan unik yang mungkin hanya ada satu di Indonesia itu tepatnya terjadi di dusun (dukuh) Wotawati, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Baca Juga: 7 Daerah di Tasikmalaya yang Berpenghuni Para Bos: Rumahnya Mewah Hidup Bagaikan Sultan

Baca Juga: Akhir 2023 Akan Ada Peristiwa Penting, Sejumlah Desa di 2 Kabupaten di Jabar Akan Lenyap dari Muka Bumi

Di dusun Wotawati, siang hari sangat pendek karena matahari pagi baru bisa terlihat sekitar pukul 08.30 WIB. Sebab itu pulalah, setiap hari warga dusun Wotawati terpaksa harus telat terpapar sinar mentari pagi.

Uniknya, meski matahari telat datang, namun terbenamnya justru lebih cepat yakni pukul 16.30 WIB. Sungguh sensasi yang luar biasa bagi wistawan yang berkunjung ke sana. Kenapa bisa begitu?

Secara geografis, dusun Wotawati berada di aliran Sungai Bengawan Solo Purba. Sebagai informasi, Sungai Bengawan Solo Purba berbeda dengan Bengawan Solo yang kita kenal sekarang.

Bengawan Solo Purba hulunya memang masih sama, yakni di Wonogiri, Jawa Tengah. Tapi, Bengawan Solo Purba dulu bermuara di Pantai Sadeng, Gunungkidul.

Setelah terjadinya fenomena alam pengangkatan tektonik yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, aliran sungainya berubah ke timur yang sekarang bermuara jauh di Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga: Tol Getaci-Tol Pejagan-Tol Yogyakarta Akan Bertemu di Cilacap: INI PINTU EXIT-NYA

Bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba

 Dusun Wotawati yang terdiri dari 4 RT dan dihuni 82 kepala keluarga (KK). Nampak berada di tengah perbukitan yang menjulang tinggi.
Dusun Wotawati yang terdiri dari 4 RT dan dihuni 82 kepala keluarga (KK). Nampak berada di tengah perbukitan yang menjulang tinggi.

Berdasarkan literatur yang ada, disebutkan dusun Wotawati dulunya sebenarnya adalah tempat Sungai Bengawan Solo Purba mengalir. Tanda-rana itu bisa dilihat dari lokasinya yang seperti berada di dalam ceruk.

Dusun Wotawati yang berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, memang diapit oleh dua perbukitan besar yang menjulang tinggi. Satu-satunya akses untuk masuk ke sana hanya ada satu jalan utama terbuat dari corblok yang dibuat tahun 1989.

Selain berada di lembah Bengawan Solo Purba dan diapit dua perbukitan besar yang tinggi, jika dilihat dari udara, dusun Wotawati juga seperti tersembunyi di antara pegunungan seribu.

Suasana di dusun Wotawati masih sangat asri dan sunyi. Warga di sana yang terdiri dari 4 RT dan dihuni 82 kepala keluarga (KK) dalam kesehariannya menerapkan gaya hidup sederhana. Jarang terlihat ada lalu-lalang kendaraan bermotor.

Dikutip dari akun TikTok Safitri Ani, ada kisah turun temurun di balik berdirinya dusun Wotawati. Dituturkan oleh Dukuh Wotawati bernama Roby Sugihastanto (27), alkisah dulunya ada seseorang yang bercocok tanam dan bikin gubuk di sana.

Baca Juga: Hampir 300 Desa Jadi Tumbal Proyek Tol Trans Jawa Selatan, Mulai Tol Getaci hingga Tol Cilacap-Yogyakarta

Seriring berjalannya waktu, orang tersebut mulai berkeluarga dan beranak pinak. Kemudian ia memboyong keluarganya untuk tinggal di lokasi cikal bakal dusun Wotawati sekarang.

Robby mengakui keberadaan dusun Wotawati yang berjarak 74 km dari Pusat Kota Yogyakarta seperti tak masuk akal, dengan fakta di daerahnya pagi hari matahari datang terlambat dan terbenam lebih cepat di sore hari di banding daerah lain di Indonesia.

"Untuk pagi hari, sinar matahari di sini agak terlambat. Ibaratnya di lain dusun pukul 06.30 WIB atau pukul 07.00 pagi sudah kena sinar matahari. Nah, kalau di sini (dusun Wotawati) belum. Baru kena sinar matahari sekitar jam 08.00, 08.30 pagi. Itu pun kalau tidak mendung," tutur Roby.***

 

Editor: Zair Mahesa

Sumber: TikTok Safitri Ani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah