UNGKAP FAKTA Hoegeng Imam Santoso Jenderal Polisi Jabat Kapolri Ke-5, Sosok di Kepolisian RI Disegani

5 September 2022, 07:43 WIB
Jendral Hoegeng Imam Santoso /Tangkapan Layar You Tube/

DESKJABAR - Di keluarga Kepolisian Republik Indonesia siapa yang tak kenal dengan sosok pria yang satu ini.

Pria yang memiliki postur tubuh ramping dan tinggi badan pernah mengabdikan dirinya di institusi Kepolisian RI.

Bagi kaum milenial mendengar namanya tentu terasa asing namun bagi keluarga besar Kepolisian RI adalah menjadi panutannya.

Baca Juga: BBM Naik Tuai Protes, Tarif Elf Bandung - Majalaya Naik Rp12 000, Harga Harga Melambung

"Nah siapakah dia, dia adalah Hoegeng Imam Santoso seorang tokoh besar Kepolisian Republik Indonesia," kata Adi Channel di kanal YouTubenya.

Di sebutkan Hoegeng pernah menjabat sebagai Kapolri ke-5 yang dilantik pada 5 Mei 1968 dan namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit yaitu Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso di Mamuju.

Sebelum menjadi Kapolri, Hoegeng pernah menjabat sebagai Sekretaris Negara Republik Indonesia pada zaman Presiden Soekarno.

Nama Hoegeng menjadi besar dan dikenang bahkan menjadi panutan para anggota Polisi Republik Indonesia lantaran ketegasan dan keberanian serta kejujurannya.

"Bahkan kesederhanaannya hingga almarhum Gus Dur pernah berkomentar kalau di Indonesia hanya ada tiga polisi jujur yaitu polisi tidur, patung polisi dan Hoegeng," ucap Adi

Adi mengungkapkan komentar jenaka itu menggambarkan sangat luar biasanya Jenderal Hoegeng di masa jabatannya sebagai Kapolri.

Jenderal Hoegeng melakukan pembenahan di berbagai bidang, salah satunya struktur organisasi di Mabes Polri.

Baca Juga: Tasik Dan Nostalgia Kecil Bagian 2, Di Tasikmalaya Dulu Ada Stamplat Opelet. Stamplat Gunung Kijulang

Di bawah kepemimpinan Hoegeng, strukturnya lebih terlihat dinamis dan komunikatif. Jika zaman Orde Baru sangat akrab dengan istilah hukum tajam kebawah tumpul ke atas.

"Itu tidak berlaku bagi Jenderal Hoegeng saat memimpin Kepolisian Republik Indonesia," ucapnya.

Siapapun pelaku kejahatannya tidak akan berkutik karena akan diproses sebagaimana mestinya.

Namun, kata Adi, sikap bersih, jujur dan berani inilah yang membuat Jenderal kelahiran Pekalongan 14 Oktober 1921 tidak disukai banyak pihak.

Sehingga Jenderal Hoegeng harus melepas jabatan Kapolri lebih cepat karena dicopot ditengah jalan pada 2 Oktober 1971.

Selama karirnya Jenderal Hoegeng pernah mengungkap dan menangani kasus-kasus besar yang terkait orang penting di Indonesia.

Yang paling dikenal adalah kasus Sum Kuning. Kasus Sum Kuning adalah kasus tindak kriminal pemerkosaan terhadap seorang penjual telur bernama Sumarijem pada 21 September 1970.

Melihat peliknya kasus tersebut, Jenderal Hoegeng akhirnya turun tangan setelah Mbak Sum dibebaskan.

Jenderal Hoegeng memerintahkan Komjen Suroso mencari orang yang mengetahui fakta dibalik pemerkosaan Mbak Sum.

Hoegeng bahkan membentuk tim khusus yaitu tim pemeriksaan Sum Kuning. Akibatnya kasus ini semakin menjadi sorotan media massa waktu itu.

Berdasarkan temuan-temuan, tersiar pula kabar bahwa pelakunya adalah sejumlah anak pejabat dan anak seorang pahlawan revolusi.

Namun mereka tetap membantah tuduhan tersebut, dan Presiden Soeharto pun akhirnya ikut ambil langkah.

Baca Juga: Harga BBM Naik Berdampak Luas ke Semua Sektor Kebutuhan Masyarakat, Tiket Bus Naik Sampai 35%

Kasus ini dinilai mengguncang stabilitas nasional, akhirnya Soeharto memerintahkan untuk menghentikan kasus ini dan menyerahkannya ke tim pemeriksaan pusat.

Kasus besar yang ditangani Hoegeng lainnya adalah kasus penyelundupan mobil mewah bernilai miliaran rupiah yang melibatkan Robby Cahyadi.

Robby Cahyadi adalah orang yang dikenal dekat dengan keluarga Presiden Soeharto. Berkat jaminan pengusaha ini hanya beberapa jam saja mendekam ditahanan.

Meski begitu Jenderal hoegeng tidaklah gentar di dalam mengunglap kasus penyelundupan mobil mewah, hingga Robby dibuat tidak berkutik.

Disebutkan, tentu dalam kasus ini Robby tidak bermain sendiri tapi melibatkan pejabat-pejabat dan Perwira tinggi TNI.

Bahkan pejabat-pejabat tersebut telah terbukti menerima sogokan turut ditangkap dan ditahan. Dan menurut hasil penelusuran berbagai pakar, Jenderal Hoegeng dicopot dari Kapolri karena sikap kerasnya memberantas penyelundupan mobil mewah ini.

Dan juga keberaniannya dalam menangani kasus Sum Kuning. Pemberhentian Hoegeng dari jabatannya dan pensiun dini di umur yang masih produktif tentu menimbulkan sejumlah tanda tanya besar.

Apalagi karena masa jabatannya sebagai Kapolri saat itu masih belum habis, ditambah lagi Jenderal yang sangat populer di kalangan wartawan dan masyarakat itu lagi gencar melakukan pembersihan di jajaran Kepolisian.

Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak, kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah negara di Eropa.

Baca Juga: Preman Pensiun 6 Episode 15 Malam Ini, Ujang, Murad, Cecep Bentrok Dengan Kelompok Remon, Didu Berkhianat

"Namun Jenderal Hoegeng menolak alasannya simpel karena ia adalah seorang polisi bukan politisi," tuturnya.

Pada 14 Juli 2004 Jenderal Hoegeng Imam Santoso meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam usia ke-83, akibat sakit stroke dan jantung.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler