Pemerintah militer Jepang membentuk tenaga cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas tinggi. Inilah yang kemudian melahirkan Tokubetsu Keisatsu Tai pada April 1944.
Tokubetsu Keisatsu Tai beranggotakan polisi muda dan pemuda polisi serta didirikan di setiap karesidenan di seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera. Tokubetsu Keisatsu Tai memiliki persenjataan yang lebih lengkap dari pada polisi biasa.
Baca Juga: Pencak Silat dan Sepak Takraw Diusulkan Bisa Dipertandingkan Pada Olimpiade 2032
Di setiap Karesidenan, pada akhir 1944 telah dibentuk satuan Tokubetsu Keisatsu Tai dengan kekuatan satu kompi yang beranggotakan antara 60-200 orang, tergantung pada situasi wilayah dan Kompi tersebut berada di bawah kekuasaan Polisi Karesidenan. Pada umumnya Komandan Kompi Tokubetsu Keisatsu Tai berpangkat Itto Keibu (Letnan Satu).
Ketika Jepang menyerah kalah kepada sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pada saat itu pula masa penggemblengan Tokubetsu Keisatsu Tai telah cukup. Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai bahu-membahu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, seluruh satuan semimiliter dan militer di Indonesia dibubarkan. Satu-satunya kesatuan yang masih boleh memegang senjata adalah Tokubetsu Keisatsu Tai.
Keadaan inilah yang menempatkan anggota-anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menjadi pioner dalam awal perebutan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Satuan ini juga yang mensponsori pembukaan gudang-gudang senjata secara paksa. Senjata-senjata itu dibagi-bagikan kepada mantan anggota semimiliter dan militer serta pejuang lainnya.
Baca Juga: Info Covid-19 Kota Bandung, Satpol PP Gelar Razia Masker Hingga 30 November 2020