Network
DESKJABAR – Kediaman Yusuf Mansur di Kawasan Cipondoh, Tangerang digeruduk oleh puluhan massa.
Puluhan massa tersebut mengaku sebagai investor dari usaha batu bara yang dijalani oleh Yusuf Mansur.
Maksud dari puluhan investor tersebut untuk menanyakan kepada Yusuf Mansur mengenai kejelasan dari bisnis batu bara tersebut.
Mereka merasa ditipu karena dari bisnis tersebut mereka belum mendapatkan profit yang dijanjikan oleh Yusuf Mansur.
Baca Juga: KEKAYAAN Ayah Arkana Aidan Misbach, Ridwan Kamil: Melimpah, Sederhana dan Mencintai Keluarga
Namun, ketika didatangi oleh para investor tersebut, Yusuf Mansur diketahui sedang tidak berada di rumahnya.
“Kita mengupayakan mediasi, kita bicara baik-baik, proses juga sedang berjalan,” kata salah seorang perwakilan investor.
Dikutip dari pikiran-rakyat.com, diketahui sejumlah investor yang menanam modal pada bisnis batu bara ini mencapai ratusan orang, banyak diantaranya merupakan jamaah dari pengajian Yusuf Mansur.
“Rekan-rekan ini mengatasnamakan korban, tapi tak ada satupun putusan yang mengatakan Yusuf Mansur bertanggung jawab,” kata salah seorang jamaah.
Jauh hari sebelum penggerudukan, Herry Joesoef selaku sekretaris Pelita Lima Pilar yang mendampingi massa mengungkap sudah mengundang Yusuf Mansur untuk tatap muka.
Akan tetapi, Yusuf Mansur dikatakan tidak memiliki itikad baik alias selalu mangkir undangan untuk bertemu dan malah kabur ke luar negeri, seperti ke Yaman dan Singapura.
Baca Juga: Gaji Ke-13 PNS dan Pensiunan 2022 Cair Minggu Ini? Cek Jadwal Pencairan dan Besaran Gaji Ke-13
Hingga jamaah bubar, Yusuf Mansur tidak menampakan diri untuk menyambut kedatangan puluhan investornya.
Kendati demikian, pihak jamaah berharap jika Yusuf Mansur mau menerima mereka dan melakukan dialog secara terbuka.
Herry mengatakan, mereka berinvestasi di program Yusuf Mansur itu karena dijanjikan keuntungan. Keuntungan yang ditawarkan kepada setiap investor berbeda-beda tergantung besaran investasinya.
Herry pun menambahkan, keuntungan itu seharusnya didapatkan oleh investor setiap bulannya, karena perusahaan batu bara yang diduga menerima investasi itu mengirimkan batu bara setiap bulannya.***
