Orang Sunda Sebagai Pewaris Tunggal Kujang Wayang Prabu Siliwangi, Yang Sesungguhnya Sudah Islam!  

- 11 Februari 2022, 18:02 WIB
Kujang Wayang adalah salah satu dari peninggalan Prabu Siliwangi. Beberapa koleksi kujang ini dimiliki oleh orang Sunda.
Kujang Wayang adalah salah satu dari peninggalan Prabu Siliwangi. Beberapa koleksi kujang ini dimiliki oleh orang Sunda. /PR/ARIF HIDAYAH/

Dalam kondisi lemah cai yang makin larut oleh ­modernitas, segelintir tokoh masih ­berupaya menjaga nilai kehormatan kujang wayang sebagai bilah-bilah pewaris tatanan ­Kasundaan.

Semakin hari, posisi kujang wayang semakin lemah eksistensi­nya dihadapkan pada syarat percepatan pembangunan bangsa yang memerlukan logika dan akal sehat.

Baca Juga: 4 Amalan Penting di Hari Jumat Menurut Syekh Ali Jaber, Lakukan Nomor 4 agar Didoakan Malaikat

Perlakuan istimewa pada fisik kujang wayang akan mudah mengarah pada takhayul, klenik, hingga pemujaan spirit penghasil kesia-siaan yang memperlambat kemajuan Jawa Barat.

Di luar perspektif tersebut, rupanya masih ada tangan-tangan penjaga keistimewaan kujang wayang.

Bentuk Kujang wayang telah berkembang lebih jauh pada generasi mendatang yang sudah memasuki peradaban Islam abad ke delapan.

Model-model yang berbeda bermunculan. Ketika pengaruh Islam tumbuh di masyarakat, Kujang telah mengalami reka bentuk menyerupai huruf Arab “Syin”.

Ini merupakan upaya dari wilayah Pasundan, yakni Prabu Kian Santang (Dikenal juga dengan Nama Prabu Borosngora dan Bunisora Suradipati dari kerajaan Panjalu), yang berkeinginan meng-Islamkan rakyat Pasundan.

Akhirnya filosofi Kujang wayang dari kultur yang lampau, direka ulang sesuai dengan filosofi ajaran Islam.

Syin sendiri adalah huruf dalam sajak (kalimat) syahadat dimana stiap manusia bersaksi akan Tuhan yang Esa dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Filsafat Seni, Jacob Sumardjo, 2000 Simbul-simbul Artefak Budaya Sunda, Jacob Sumardjo, 2004


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah