Dengan mengucap kalimat syahadat dan niat di dalam hati inilah, maka setiap manusia secara otomatis masuk Islam.
Manifestasi nilai Islam dalam senjata kujang wayang adalah memperluas area mata pisau yang menyesuaikan diri dengan bentuk dari huruf Syin.
Kujang model terbaru seharusnya dapat mengingatkan si pemiliknya dengan kesetiannya kepada Islam dan ajarannya.
Lima lubang pada Kujang telah menggantikan makna Trimurti. Kelima lubang ini melambangkan 5 tiang dalam Islam (rukun Islam).
Sejak itulah model kujang wayang menggambarkan paduan dua gaya yang didesain Prabu Kudo Lalean dan Prabu Kian Santang.
Namun wibawa Kujang sebagai senjata pusaka yang penuh “kekuatan lain” dan bisa memberi kekuatan tertentu bagi pemiliknya, tetap melekat.
Dalam perkembangannya, senjata Kujang wayang tak lagi dipakai para raja dan kaum bangsawan.
Masyarakat awam pun kerap menggunakan kujang wayang sama seperti para raja dan bangsawan.
Di dalam masyarakat Sunda, Kujang kerap terlihat dipajang sebagai mendekorasi rumah sekaligus penjaga rumah.