Masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan pun diingatkan untuk tidak lengah dan tidak kendor dalam membatasi mobilitas.
Baca Juga: Amanda Manopo, Begini Wajah Ketika Anak-anak, ABG, dan Remaja
Baca Juga: Lagi, Amanda Manopo Pamer Foto Kemesraan dengan Billy Syahputra, Netizen: Susah Move On ya
Hampa
Situasi di tengah wabah dan larangan menyelenggarakan lomba "Agustusan" kali ini akan seperti tahun lalu. Upacaranya tetap dilaksanakan dengan prokes tapi tanpa lomba, baik sebelum maupun setelah upacara.
Maka suasananya menjadi hampa dan hambar. Juga tidak berbeda dengan hari-hari biasa, aktivitas publik berlangsung dalam pembatasan.
Tetapi dalam konteks pengendalian penularan virus corona, pembatasan gerak publik justru cara ampuh untuk menekan dan memutus rantai penyebarannya. Artinya, semakin pergerakan berlangsung tanpa batas semakin sulit menekan kasus positif COVID-19.
Kini masyarakat pun perlu semakin menyadari maksud dan makna pembatasan aktivitas di ruang-ruang publik. Bahwa ternyata diam di rumah dan mengurangi aktivitas publik (kecuali untuk urusan penting) sangat bermakna untuk pengendalian wabah.
Baca Juga: Evan Sanders, Pemeran Nino Ikatan Cinta, Kaget Mendengar Kado yang Diinginkan Anak Mama Rosa
Namun harus diakui bahwa berkurangnya aktivitas publik juga tegak lurus pengaruhnya terhadap aktivitas ekonomi. Hal itu juga berpengaruh terhadap pendapatan tidak sedikit warga yang bergerak di sektor informal, sektor swasta non esensial dan non kritikal.
Pendapatan yang telah terdampak wabah COVID-19 mendorong warga untuk lebih mementingkan kebutuhan dasar rumah tangganya. Keluarga-keluarga kini tentu telah melakukan evaluasi (pengetatan) penggunaan pendapatannya yang sudah terdampak wabah itu.