HARI KARTINI: Mengenang dan Meneladani Perjuangan Emansipasi RA Kartini, Inilah Perjalanan Singkatnya

- 21 April 2021, 11:07 WIB
Susi Pudjiastuti, sosok wanita dari daerah pesisir pantai Selatan Jawa Barat, yang berhasil menjadi menteri di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Boleh dibilang, inilah hasil perjuangan RA Kartini dalam upaya menyetarakan kaum wanita Indonesia denga pria.
Susi Pudjiastuti, sosok wanita dari daerah pesisir pantai Selatan Jawa Barat, yang berhasil menjadi menteri di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Boleh dibilang, inilah hasil perjuangan RA Kartini dalam upaya menyetarakan kaum wanita Indonesia denga pria. /DeskJabar/Twitter @susipudjiastuti/

RA Kartini yang mulai mahir bahasa Belanda, kemudian belajar menulis surat pada teman-teman dari Belanda. Salah satunya Rosa Abendanon, yang sangat mendukung RA Kartini. Dimulai belajar surat menyurat inilah RA Kartini tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa. Ia mempelajari mengenai hal tersebut melalui surat kabar, majalah hingga buku-buku.

RA Kartini juga mulai memperhatikan masalah emansipasi wanita dengan membandingkan para wanita Eropa dengan wanita Indonesia.  Baginya seorang wanita harus mendapatkan persamaan, kebebasan, dan otonomi serta kesetaraan hukum.

Pada 12 November 1903 tepatnya ketika RA Kartini berusia 24 tahun, ia diminta menikah dengan Bupati Rembang saat itu, yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang telah memiliki tiga orang istri.

Suami dari RA Kartini sangat memberi pengertian tentang keinginan RA Kartini. Bahkan beliau membebaskan dan mendukung RA Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di timur pintu gerbang perkantoran Rembang (sekarang  gedung pramuka).

Baca Juga: Penyanyi Raisa Andriana Membagikan Cara Mengatasi Rasa Burn Out

Dari pernikahannya dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, RA Kartini dikaruniai seorang putra bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Sangat disayangkan, empat hari setelah RA Kartini melahirkan, tepatnya pada usia 25 tahun, RA Kartini meninggal dunia dan beliau dimakamkan di Desa Bulu, Rembang.

Putra RA Kartini, Soesalit Djojoadhiningrat sendiri sempat menjabat sebagai Mayor Jenderal pada masa kependudukan Jepang. Dirinya memiliki anak bernama RM. Boedi Setiyo Soesalit yang merupakan cucu RA Kartini Lalu RM Boedi Setiyo Soesalit menikah dengan wanita bernama Ray Sri Biatini Boedi Setio Soesalit.

Kemudian, dari hasil pernikahannya itu dikaruniai lima orang anak bernama yang merupakan cicit RA Kartini. Masing-masingnya bernama RA Kartini Setiawati Soesalit, RM Kartono Boediman Soesalit, RA Roekmini Soesalit, RM Samingoen Bawadiman Soesalit, dan RM Rahmat Harjanto Soesalit.

Tepat pada tahun 1912, Yayasan Kartini di Semarang mendirikan sekolah wanita yang diberi nama Sekolah Kartini. Sekolah tersebut didirikan oleh keluarga Van Deventer yang merupakan tokoh Politik Etis kala itu. Pembangunan sekolah tersebut kemudian berlanjut di Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan berbagai daerah lainnya.

Baca Juga: Bill Gates dan 40 Pemimpin Dunia akan Hadiri KTT Iklim Minggu ini

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah