Warisan Tradisi Leluhur, Padi Gogo Mampu Menjadi Andalan Ketahanan Pangan Masyarakat

- 2 Februari 2021, 11:15 WIB
Masyarakat Baduy menanam padi huma di lahan perbukitan.
Masyarakat Baduy menanam padi huma di lahan perbukitan. /Antara/


DESKJABAR
- Produksi padi gogo atau padi huma di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini masih dilestarikan dan menjadikan andalan ketahanan pangan masyarakat di daerah itu.

"Kita terus mengembangkan pertanian padi gogo guna memenuhi pangan dan peningkatan ekonomi petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Selasa, 2 Februari 2021.

Produksi padi gogo di Kabupaten Lebak pada tahun 2020 menyumbangkan ketahanan pangan sebanyak 41 ribu ton gabah kering pungut (GKP) dengan panen seluas 13.912 hektare dan tanam 6.616 hektare.

Baca Juga: Info Covid-19 Jawa Barat, Karawang dan Tujuh Daerah Masih Zona Merah, Hanya Satu Daerah yang Zona Kuning

Produksi sebanyak 41 ribu ton GKP itu, kata dia, jika diakumulasikan menjadi beras diperkirakan sekitar 35 ribu ton setara beras dan mereka petani yang mengembangkan padi gogo di lahan darat.

Kebanyakan masyarakat yang mengembangkan pertanian padi gogo dari 28 kecamatan, mereka warga kesepuhan Sunda yakni adat Kaolotan dan Baduy.

Bahkan, masyarakat Baduy hingga kini pertahanan pangan keluarga dari pertanian padi gogo dengan alasan mempertahankan tradisi leluhur.

Baca Juga: Kabar Baik, Perusahaan Ternak Ayam Widodo Makmur Unggas Melantai di Bursa

Masyarakat Baduy menanam padi huma di lahan perbukitan, karena dipastikan lahannya subur hingga bisa mencapai produktivitas empat ton per GKP per hektare.

Selain itu juga tanaman padi gogo lebih murah biaya produksinya dibandingkan padi sawah, karena tidak membutuhkan ketersediaan air juga tanpa menggunakan pupuk kimia.

"Kami tetap melestarikan padi gogo dengan masa panen selama enam bulan dari hari setelah tanam (HST) guna membantu ketersediaan pangan keluarga, terlebih saat ini pandemi Covid-19," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Google Tutup Studio Pengembangan Internal Game Stadia

Sementara itu, Mulyadi (55) petani warga Sobang Kabupaten Lebak mengatakan, selama ini pertanian padi gogo dapat menyumbang ketahanan pangan keluarga dan mereka tidak menjual gabah maupun beras jika panen raya.

Saat ini, kata dia, kebanyakan tanaman padi gogo di sini sudah memasuki usia tanam tiga bulan dan panen awal April 2021.

"Kita panen padi huma dan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga," katanya.

Baca Juga: Lowongan Kerja, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills Kembali Tawarkan Pengembangan Karir

Ia menyebutkan, dirinya menanam padi huma seluas setengah hektare dan menghasilkan 70 ikat padi (geugeus).

Pertanian padi gogo masih tradisional dan jika panen butir-butir gabah dipotong menggunakan alat ani-ani.

Petani mengembangkan padi huma dengan sistem tumpang sari bersama pertanian palawija dan sayuran.

Baca Juga: Kementerian LHK Canangkan Kebangkitan Industri Perkayuan

"Kami bercocok tanam padi gogo itu melestarikan tradisi kesepuhan untuk pertahan pangan keluarga dan panen setahun satu kali musim," ujarnya.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah