"Kami tetap melestarikan padi gogo dengan masa panen selama enam bulan dari hari setelah tanam (HST) guna membantu ketersediaan pangan keluarga, terlebih saat ini pandemi Covid-19," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Google Tutup Studio Pengembangan Internal Game Stadia
Sementara itu, Mulyadi (55) petani warga Sobang Kabupaten Lebak mengatakan, selama ini pertanian padi gogo dapat menyumbang ketahanan pangan keluarga dan mereka tidak menjual gabah maupun beras jika panen raya.
Saat ini, kata dia, kebanyakan tanaman padi gogo di sini sudah memasuki usia tanam tiga bulan dan panen awal April 2021.
"Kita panen padi huma dan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga," katanya.
Baca Juga: Lowongan Kerja, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills Kembali Tawarkan Pengembangan Karir
Ia menyebutkan, dirinya menanam padi huma seluas setengah hektare dan menghasilkan 70 ikat padi (geugeus).
Pertanian padi gogo masih tradisional dan jika panen butir-butir gabah dipotong menggunakan alat ani-ani.
Petani mengembangkan padi huma dengan sistem tumpang sari bersama pertanian palawija dan sayuran.
Baca Juga: Kementerian LHK Canangkan Kebangkitan Industri Perkayuan