DESKJABAR - Produksi padi gogo atau padi huma di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini masih dilestarikan dan menjadikan andalan ketahanan pangan masyarakat di daerah itu.
"Kita terus mengembangkan pertanian padi gogo guna memenuhi pangan dan peningkatan ekonomi petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Selasa, 2 Februari 2021.
Produksi padi gogo di Kabupaten Lebak pada tahun 2020 menyumbangkan ketahanan pangan sebanyak 41 ribu ton gabah kering pungut (GKP) dengan panen seluas 13.912 hektare dan tanam 6.616 hektare.
Produksi sebanyak 41 ribu ton GKP itu, kata dia, jika diakumulasikan menjadi beras diperkirakan sekitar 35 ribu ton setara beras dan mereka petani yang mengembangkan padi gogo di lahan darat.
Kebanyakan masyarakat yang mengembangkan pertanian padi gogo dari 28 kecamatan, mereka warga kesepuhan Sunda yakni adat Kaolotan dan Baduy.
Bahkan, masyarakat Baduy hingga kini pertahanan pangan keluarga dari pertanian padi gogo dengan alasan mempertahankan tradisi leluhur.
Baca Juga: Kabar Baik, Perusahaan Ternak Ayam Widodo Makmur Unggas Melantai di Bursa
Masyarakat Baduy menanam padi huma di lahan perbukitan, karena dipastikan lahannya subur hingga bisa mencapai produktivitas empat ton per GKP per hektare.
Selain itu juga tanaman padi gogo lebih murah biaya produksinya dibandingkan padi sawah, karena tidak membutuhkan ketersediaan air juga tanpa menggunakan pupuk kimia.