DESKJABAR - Sejumlah pemimpin negara di dunia terkejut dan menyatakan keprihatinan mereka setelah menyaksikan aksi anarkis pengunjuk rasa yang menyerbu Gedung Capitol AS, Rabu, 6 Januari 2021.
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump memanjat dinding Gedung Capitol hingga ke atap dalam aksi protes tersebut. Aksi anarkis mereka membuat Kongres AS terpaksa menunda pengesahan hasil Pilpres AS 2020 yang memberikan kemenangan kepada Joe Biden.
Polisi merespons aksi kekerasan tersebut dengan senjata dan gas air mata. Sejumlah polisi terluka karena bentrok fisik dengan demonstran yang juga membawa bahan kimia berbahaya. Seorang warga dilaporkan meninggal dunia tertembak.
Baca Juga: Gedung Capitol AS Diserbu Pendukung Donald Trump, Kongres AS Tunda Pengesahan Kemenangan Joe Biden
Desk Jabar mengutip Reuters yang menghimpun pernyataan dari sejumlah para pemimpin negara di dunia atas aksi anarkis demonstran tersebut.
Swedia
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dalam pernyataannya melalui akun Twitter, menggambarkan insiden itu sebagai "serangan terhadap demokrasi".
"Presiden Donald Trump dan banyak anggota Kongres AS memikul tanggung jawab signifikan atas apa yang terjadi. Proses demokratis dalam pemilihan presiden harus dihormati," ujarnya.
Baca Juga: Gelaran Pameran Otomotif (IIMS) Mundur hingga Maret 2021, Ini Alasannya