Pilpres Amerika Serikat 2020, Joe Biden Sebut Donald Trump Memalukan Karena Belum Akui Kekalahan

- 11 November 2020, 07:00 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Gage Skidmore/

DESKJABAR - Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden menyebut Donald Trump memalukan karena belum mau mengakui kekalahannya pada Pilpres Amerika Serikat. Ia juga tidak memandang penting gugatan Trump terhadap hasil Pilpres AS.

Joe Biden bersama Kamala Harris memenangkan Pilpres Amerika Serikat setelah melampaui 270 suara electoral college yang dibutuhkan untuk menjadi Presiden AS. Berdasarkan data USA Today, Joe Biden berhasil meraih 290 suara electoral college berbanding 214 suara yang dikumpulkan Donald Trump. Joe Biden masih berpeluang menambah raihan suaranya menjadi 306 jika berhasil menang di negara bagian Georgia.

"Jujur saja, saya menganggap ini memalukan," kata Joe Biden ketika ditanya apa pandangan dia terhadap keengganan Trump untuk mengaku kalah dalam Pilpres AS 2020 sebagaimana dilaporkan Antara, Rabu, 11 November 2020.

Baca Juga: Presiden Erdogan Ucapkan Selamat Kepada Joe Biden, Ternyata Ada Tiga Negara yang Belum Melakukannya

"Bagaimana saya bisa bilang ini secara bijaksana? Saya pikir hal seperti ini tidak akan membantu legasi presiden," kata Biden kepada wartawan di kota kelahirannya Wilmington, Delaware.

Sepekan setelah Pilpres Amerika Serikat, Trump masih tetap bungkam di Gedung Putih dan tidak bersedia memberikan pidato konsesi. Pidato konsesi adalah pidato pemberian ucapan selamat dari pihak yang kalah dalam Pilpres Amerika.

Dalam sejarah, pihak yang kalah akan memberikan pidato konsesi, tak lama setelah rivalnya meraih 270 suara electoral college. Bahkan Hillary Clinton bersedia melakukannya pada Pilpres Amerika Serikat 2016 kendati ia sebenarnya unggul dalam raihan suara rakyat (popular vote) dibandingkan dengan Donald Trump.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Buka Peluang Rekonsiliasi. Inilah Syaratnya

Sebaliknya, Donald Trump terus merasa memenangkan pemilu dan bahkan akan mengajukan gugatan kecurangan pemilu meskipun tidak punya bukti yang kuat. Keinginan Donald Trump juga didukung sebagian anggota Partai Republik.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara USA Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah