Brimob Berulang Tahun ke-75, Sejarah Panjang Pasukan Elite Polri Ini Sejak Masa Pendudukan Jepang

14 November 2020, 08:20 WIB
Upacara pensucian Dhuaja Satya Dhira Jati di Mako Satbrimob Polda Jatim, 13 November 2020/korbrimob.polri.go.id /korbrimob.polri.go.id/

DESKJABAR - Sabtu ini, 14 November 2020, pasukan elite Polri, Korps Brigade Mobil (Brimob) berulang tahun yang ke-75. Sehari sebelumnya, di markas Brimob digelar acara pensucian Duaja Satya Dhira Jati.

Laman korbrimob.polri.go.id, Jumat, 13 November 2020, memberitakan, Dansatbrimob Polda Jatim Kombespol I Ketut Gede Wijatmika S.I.K memimpin pelaksanaan pencucian Duaja Satya Dhira Jati di Mako Satbrimob Polda Jatim yang diikuti oleh PJU Satbrimob Polda Jatim.

Dari Medan, Antara di hari yang sama memberitakan Satuan Brimob Polda Sumatera Utara juga melakukan kegiatan pensucian Dhuaja sebagai bagian dari agenda menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-75 Korps Brimob Polri.

Satya Dhira Jati memiliki arti keberanian yang sejati demi mencapai keberhasilan tugas. Setiap menjelang HUT Korps Brimob Polri, Duaja Satya Dhira Jati dibersihkan dan dicuci.

Baca Juga: Incar Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir Janji Membalap dengan Cara Menyerang

Satgas Aman Nusa penanganan Covid-19 Satbrimobda NTT/korbrimob.polri.go.id
Sejarah panjang Brimob

Laman korbrimob.polri.go.id memaparkan sejarah panjang Korps Brimob Polri sebagai pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi.

Sepanjang perjalanannya, Brimob Polri andil dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa, baik dalam merebut kemerdekaan maupun melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Korps Brimob Polri juga tidak terlepas dari tugas Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri.

Korps Brimob Polri yang merupakan cikal bakal organisasi bentukan Jepang mengalami beberapa kali perubahan nama. Mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobrig (Mobil Brigade), hingga Brimob (Brigade Mobil).

Proses kelahiran Brimob berlangsung pada periode 1943-1944, masa-masa pembentukan organisasi dan barisan militer yang digerakkan oleh pemerintah militer Jepang, sebagai bagian dari strategi perang Asia Timur Raya.

Pemerintah militer Jepang membentuk tenaga cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas tinggi. Inilah yang kemudian melahirkan Tokubetsu Keisatsu Tai pada April 1944.

Tokubetsu Keisatsu Tai beranggotakan polisi muda dan pemuda polisi serta didirikan di setiap karesidenan di seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera. Tokubetsu Keisatsu Tai memiliki persenjataan yang lebih lengkap dari pada polisi biasa.

Baca Juga: Pencak Silat dan Sepak Takraw Diusulkan Bisa Dipertandingkan Pada Olimpiade 2032

Personel Brimob di Sudan dalam misi kemanusiaan PBB/korbrimob.polri.go.id
Para calon anggotanya diasramakan dan memperoleh pendidikan serta latihan kemiliteran dari tentara Jepang. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa anggota Tokubetsu Keisatsu Tai adalah pasukan polisi yang terlatih, berdisiplin tinggi, dan terorganisasi dengan rapi.

Di setiap Karesidenan, pada akhir 1944 telah dibentuk satuan Tokubetsu Keisatsu Tai dengan kekuatan satu kompi yang beranggotakan antara 60-200 orang, tergantung pada situasi wilayah dan Kompi tersebut berada di bawah kekuasaan Polisi Karesidenan. Pada umumnya Komandan Kompi Tokubetsu Keisatsu Tai berpangkat Itto Keibu (Letnan Satu).

Ketika Jepang menyerah kalah kepada sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pada saat itu pula masa penggemblengan Tokubetsu Keisatsu Tai telah cukup. Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai bahu-membahu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, seluruh satuan semimiliter dan militer di Indonesia dibubarkan. Satu-satunya kesatuan yang masih boleh memegang senjata adalah Tokubetsu Keisatsu Tai.

Keadaan inilah yang menempatkan anggota-anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menjadi pioner dalam awal perebutan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Satuan ini juga yang mensponsori pembukaan gudang-gudang senjata secara paksa. Senjata-senjata itu dibagi-bagikan kepada mantan anggota semimiliter dan militer serta pejuang lainnya.

Baca Juga: Info Covid-19 Kota Bandung, Satpol PP Gelar Razia Masker Hingga 30 November 2020

Personel Brimob/korbrimob.polri.go.id
Polisi Istimewa cikal bakal berdirinya Polri

Tepat pada 21 Agustus 1945, Inspektur Polisi Tk. I. Mohammad Jasin, saat berlangsung apel pagi yang diikuti oleh semua anggota Polisi Istimewa dan pegawai lainnya di Markas Kesatuan Polisi Istimewa, membacakan teks dari pasukan Polisi Istimewa yang berbunyi,“Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia“.

Polisi Istimewa adalah cikal bakal berdirinya Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang pada saat pemerintahan Jepang disebut dengan Tokubetsu Keisatsu Tai. Setelah menyatakan Proklamasi Kepolisian, lalu Polisi Istimewa memperbanyak dan menyebarluaskan teks tersebut dengan cara ditempelkan di tempat-tempat yang ramai, dapat dibaca dan dapat dikunjungi orang.

Selain menempelkan teks Proklamasi Kepolisian, Polisi Istimewa juga menempelkan teks Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia. Tindakan selanjutnya adalah mengganti pimpinan Polisi Istimewa dari Jepang yaitu Sidookan Takata dan Fuko Sidookan Nishimoto. Kepemimpinan di Markas Polisi Istimewa kemudian berada di bawah kendali Inspektur Polisi Tingkat I Mohammad Jasin.

Setelah setahun lebih Polisi Istimewa berkiprah di garda depan dalam aneka perebutan fasilitas militer dan tempat-tempat strategis di pulau Jawa dan Sumatera, pada tanggal 14 November 1946 seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa dan Pasukan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig) atau sekarang terkenal dengan sebutan Brigade Mobile (Brimob).

Bedasarkan surat keputusan Departemen Kepolisian Negara No. Pol. 13 / MB / 1959 tanggal 25 April 1959 maka kesatuan Mobile Brigade (Mobrig) diubah susunannya menjadi tingkat batalyon. Koordinator Mobile Brigade daerah menjadi Komandemen Daerah dan koordinator Mobile Brigade Jawatan Kepolisian Negara diubah menjadi Komandemen Mobile Brigade Pusat (Komopu).

Pembentukan pasukan Ranger (Pelopor)

Dalam menghadapi tantangan, terutama karena banyaknya pemberontakan dan separatisme, pimpinan Mobrig memandang perlu pembentukan pasukan khusus yang mempunyai kemampuan khusus pula. Maka, sekitar 1954-1959 mulai dirintis pembentukan pasukan Ranger (Pelopor).

Baca Juga: Sembilan K-Drama Medis Ini Selain Bikin Baper Bisa Menginspirasi Kamu Jadi Dokter

Setelah selesai mengikuti pendidikan di SPMB Porong Watu kosek, sebagai penutup rangkaian proses pendidikan para siswa pendidikan Ranger wajib mengikuti tes mission atau praktik langsung ke medan perang. Jika ujian akhir bisa dilewati dengan baik, selesailah proses pendidikan Ranger.

Pada akhir 1959, SPMB mampu membentuk tiga Kompi Ranger. Pendidikan Ranger terakhir angkatan ke-6 berlangsung pada tahun 1961. Setelah itu, Ranger berubah nama menjadi Pelopor.

Pada 1962-1968 dilangsungkan pendidikan Pelopor angkatan I–VIII. Pada 13 Maret 1961 Kompi Pelopor dikembangkan menjadi Batalyon Pelopor. Selanjutnya dikembangkan lagi menjadi Resimen Pelopor (Menpor).

Berdasarkan surat order Y. M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961 ditetapkan bahwa 14 November 1961 merupakan hari Mobile Brigade ke-16. Pada 14 November 1961 tersebut, Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno selaku Irup upacara menganugerahkan Pataka “Nugraha Cakanti Yana Utama“ sebagai penghargaan pemerintah atas pengabdian dan kesetiaan Mobile Brigade.

Mengubah nama Mobrig menjadi Brimob

Danpas Pelopor memimpin yel-yel pasukan Korps Brimob pada apel pagi/korbrimob.polri.go.id
Saat itu pula Presiden RI secara resmi mengubah nama satuan ini dari Mobile Brigade (Mobrig) menjadi Brigade Mobile (Brimob). Pengubahan nama ini dilakukan dengan alasan penyesuaian nama Brigade Mobile yang berkaidah bahasa Indonesia.

Itulah sekilas perjalanan pasukan elite Polri ini dari Tokubetsu Keisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobile Brigade, sampai menjadi Brigade Mobile (Brimob).

Dirgahayu Brimob, jaya dan sukses selalu, semoga dapat lebih mengayomi masyarakat dan semakin dicintai rakyat.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara korbrimob.polri.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler