Kawasan Rendah Emisi di Kota Tua Jakarta, Duta Besar Denmark Sampaikan Pelajaran dari Copenhagen

18 Februari 2021, 10:19 WIB
Ilustrasi Kota Tua Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) di area Kota Tua Jakarta sejak 8 Februari 2021. /Foto: Instagram/@dishubdkijakarta/

DESKJABAR - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan Kawasan Rendah Emisi (Low Emission Zone/LEZ) di area Kota Tua Jakarta sejak 8 Februari 2021. Artinya, area tersebut hanya diperbolehkan untuk pejalan kaki, pesepeda, angkutan umum, dan kendaraan berstiker khusus.

Menanggapi hal itu, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen, ikut melontarkan tanggapan. Ia menyebutnya sebagai pelajaran dari Copenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi.

Lars Bo Larsen menyampaikan hal itu melalui akun Twitter pribadinya, @DubesDenmark, Kamis, 18 Februari 2021. Ia mengunggah penjelasan dalam bentuk video sepanjang 2 menit 10 detik dengan latar belakang Kota Tua, Jakarta.

Baca Juga: Ikatan Cinta dalam Badminton, Ini Penjelasan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI

Menurut dia, Copenhagen merupakan ibu kota pertama di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalan kaki. Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial.

"Bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi. Saat jalur pejalan kaki resmi dibuka, seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua," ujarnya.

Akan tetapi sekarang, 9 dari 10 warga Copenhagen justru ingin area pejalan kaki diperbanyak. Menurut Lars Bo Larsen, perubahan persepsi itu terjadi dalam beberapa tahap.

Baca Juga: Hati-hati Membeli Buah, Kementerian Pertanian RI Buat Pedoman Mengenali Buah Matang Karena Bahan Kimia

Fase pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya jalur pejalan kaki ternyata membuat area tersebut menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di sana.

Fase kedua, para ahli mulai melihat perubahan pada perilaku masyarakat Copenhagen saat itu. Mereka jadi lebih banyak berjalan kaki dan memilih untuk bersepeda saat bepergian.

"Hal inilah yang di kemudian hari menjadi tradisi bersepeda yang dikenal dengan istilah Viking Adventure. Saat ini, lebih dari dua pertiga penduduk Copenhagen memilih untuk bersepeda ke tempat kerja secara rutin," tuturnya.

Fase ketika, yang juga dialami di Jakarta, adalah tantangan perubahan iklim global yang kita hadapi. Tersedianya kawasan seperti ini yang digunakan dengan semestinya, juga akan menurunkan tingkat emisi karbon sehingga masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah iklim global dunia.

Baca Juga: Ridwan Kamil Serahkan Kunci Rumah untuk Guru, Cek Syarat Ikut Program Rumah Bataru di Sini

Saat ini, kata Lars Bo Larsen, kita sedang berada pada fase keempat yang berkaitan erat dengan kesehatan. Karena berjalan kaki dan bersepeda membuat tubuh kita sehat serta membuat ibu kota jadi tempat yang lebih sehat bagi semua. Dengan warga yang lebih sehat tentunya jumlah pasien di rumah sakit juga akan menurun.

"Jadi, saya sangat mendukung pembangunan kawasan pejalan kaki di area Kota Tua ini. Saya berharap setelah pandemi berakhir, kawasan ini akan menjadi inspirasi untuk gaya hidup yang baru dan lebih baik di Jakarta," ujar Lars Bo Larsen seraya mengucapkan terima kasih.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler