DESKJABAR - Pemerintah tinggal menunggu izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk melaksanakan program vaksinasi. Lalu, apa yang dilakukan BPOM saat ini?
Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito melalui akun Twitter, @bpom_ri, dan Instagram, @bpom_ri, menegaskan bahwa pemberian Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat akan melalui proses percepatan, namun aspek manfaat harus tetap lebih tinggi dibandingkan dengan aspek risiko yang ada.
Penny K. Lukito mengatakan, sesuai arahan presiden bahwa aspek keamanan, keselamatan, penjaminan yang berbasiskan saintifik dikaitkan dengan aspek mutu, kualitas, keamanan, dan khasiat vaksin adalah yang paling diutamakan.
Baca Juga: BIKIN KEJUTAN! Presiden Joko Widodo Teken PP Hukuman Kebiri Bagi Pelaku Kekerasan Seksual Pada Anak
Berikut ini lima langkah BPOM untuk mengawal vaksin Covid-19.
1. Badan POM terus mengawal setiap proses penyediaan vaksin Covid-19 untuk memastikan keamanan, khasiat/efikasi, dan mutu vaksin. Salah satunya melalui inspeksi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di sarana produksi vaksin.
2. Hasil evaluasi dan verifikasi terhadap tahapan proses produksi dan penjaminan mutu di sarana produksi vaksin Covid-19 PT. Bio Farma menunjukkan bahwa sarana produksi telah memenuhi syarat sehingga sertifikat CPOB dapat diterbitkan.
3. Badan POM juga terus memantau pelaksanaan uji klinik dan mengevaluasi hasil uji klinik untuk memastikan vaksin yang akan digunakan aman dan berkhasiat. Saat ini proses pemberian Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 asal Sinovac telah memasuki tahapan penyelesaian.
Baca Juga: K-drama L.U.C.A.: The Begining Bakal Penuh Aksi dan Ledakan, Tayang 1 Februari 2021
Baca Juga: Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun, 504 Tenaga Kesehatan Gugur Dalam Perang Melawan Covid-19
Baca Juga: Bawa Rapid Test Antigen Palsu Bisa Dihukum 4 Tahun Penjara, Hasil Tes Bukan Bercandaan
4. Badan POM telah melakukan diskusi dengan otoritas obat di negara China, Brazil, dan Turki untuk melakukan sharing data dukung khasiat dan keamanan vaksin dari uji klinik di negara tersebut.
5. Meskipun dalam kondisi kedaruratan Covid-19 diperlukan kecepatan dalam penyediaan vaksin, tetapi dalam pengambilan keputusan pemberian EUA harus dilakukan dengan pertimbangan kemanfaatan yang lebih tinggi dari risikonya.***