DESKJABAR– Dalam beberapa hari terakhir suhu di pagi hari terasa sangat dingin yang terkadang membuat banyak anak-anak malas mandi sebelum pergi ke sekolah.
Lalu apa penyebab suhu dingin hari ini 2022? Padahal saat ini di Eropa dan AS serta sejumlah negara global tengah menghadapi gelombang suhu panas parah.
BMKG pun memberikan penjelasan penyebab suhu dingin hari ini 2022. Suhu yang kontradiktif dengan kondisi global saat ini, khususnya Eropa dan AS, yang tengah dilanda gelombang suhu panas parah.
Baca Juga: KORBAN TEWAS Berjatuhan Akibat Gelombang Suhu Panas, Peningkatan Suhu Kian Parah di 2022-2026
Suhu dingin diakui BMKG telah melanda sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan pada pantauan 16-17 Juli 2022, Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Ruteng, NTT mencatat suhu 14,2 derajat Celcius.
Angka tersebut merupakan suhu terdingin yang terjadi di wilayah Indonesis saat itu.
Suhu dingin yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia ini memang menjadi fenomena aneh, karena biasanya Bulan Juli sudah masuk musim kemarau dengan cuaca cukup panas.
Fenomena aneh juga terjadi pada 30 Juni 2022, dimana di daratan tinggi Dieng terjadi embun es. Pantauan BMKG setempat menyebutkan pada pukul 04 hingga 05 WIB, suhu dingin mencapai minus 1 derajat Celcius.
Suhu dingin yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia cukup kontradiktif dengan yang terjadi di sejumlah besar global, khususnya di Eropa dan Amerika (AS) dimana saat ini suhu bisa mencapai di atas 40 derajat Celcius.
Suhu yang lebih panas dibanding di Indonesia yang memang memiliki iklim panas, apalagi di musim kemarau.
Munculnya gelombang spanas di Eropa dan AS merupakan rekor sejarah dan memunculkan kekhawatiran dampak kesehatan bagi manusia.
Di sejumlah negara bagian di AS, kasus kematian terkait gelombang suhu panas telah bermunculan.
Penyebab suhu dingin hari ini 2022
Adapun penyebab fenomena embun es di dataran tinggi Dieng, menurut BMKG fenomena ini akan berlangsung dalam satu dasarian.
Mengutip dari kantor berita Antara, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedi menyatakan bahwa fenomena embun es masih berkaitan dengan adanya dua tekanan rendah di belahan bumi utara.
Tekanan rendah itu yakni pusat tekanan rendah 4W di Laut China Selatan sebelah barat Filipina dan pusat tekanan rendah 98 W di timur laut Filipina.
Setyoajie menambahkan, kondisi ini diperparah dengan kuatnya Monsson Australia yang membawa udara kering.
Hal ini berpengaruh pada pengurangan curah hujan di Pulau Jawa.
Menurut dia, kondisi tersebut akan berlanjut hingga satu dasarian di bulan Juli dan setelah itu cenderung kembali ke basah atau musim kemarau.
Hal ini terjadi karena pengaruh suhu muka air laut sekitar Pulau Jawa yang hangat serta anomaly iklim La Nina dengan intensitas lemah dengan probabilitas sekitar 66 persen hingga Agustus 2022.
BMKG menilai fenomena suhu dingin di sejjmlah wilayah di Indonesia yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar. Fenomena alamiah yang terjadi di bulan puncak musim kemarau yakni periode Juli hingga September.
Di Juli hingga September ditandai adanya pergerakan angina dari arah timur yang berasal dari kawasan benua Australia, yang sedang berlangsung musim dingin.
Itulah yang menjadi penyebab suhu dingin hari ini 2022 yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.***