“Bahkan, untuk membeli pakaian atau kebutuhan Lebaran, setiap tahun rata-rata belinya ke Kota Cimahi. Wah pemandangan khas dialami, banyak karyawan dan buruh Perkebunan Panglejar ‘ngaleut siga mujaer’ di Cimahi, untuk berbelanja,” kenangnya sambil tersenyum-senyum mengingat.
Beberapa pensiunan Perkebunan Panglejar juga mengingat sejumlah lokasi yang banyak kenangan, misalnya di lapangan sepakbola aktif pertandingan sepakbola, apalagi dahulu ada klub amatir PS Putra Panglejar, gelaran wayang golek, dan aneka kegiatan lain.
Baca Juga: Di Sukabumi, Areal Perkebunan Kelapa Rakyat Direhabilitasi, Dukung Bangkitnya Bisnis Kelapa
Kenangan beberapa pensiunan pula, jalan aspal di depan lapangan sepakbola Perkebunan Panglejar, dahulu masih jalan afdeling berupa bebatuan kecil diantara rimbunan pohon-pohon karet. Sampai tahun 1984, masih ada sejumlah pimpinan Perkebunan Panglejar menunggang kuda sebagai kendaraan sehari-hari.
Pabrik teh Perkebunan Panglejar yang baru dan diresmikan Presiden Soeharto, ketika itu menjadi pembina perkebunan teh rakyat di Cikalong Wetan, KBB sampai Wanayasa Purwakarta. Harga pucuk teh dibeli pabrik teh Panglejar menjadi patokan dan motivasi bagi bisnis perkebunan rakyat.
Sejumlah pemangku kepentingan bisnis perkebunan teh Indonesia, belakangan ini rajin mengekspose upaya kebangkitan kembali bisnis komoditas ini. Bahkan, pihak asosiasi bersama sebagian kalangan pemerintah mencoba mendongkrak kembali bisnis teh Indonesia dari sisi pemasaran. ***