DESKJABAR - Selain Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Garut, pembangunan jalan Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) juga ternyata akan menggusur SMAN 1 Pamarican dan SDN 1 Neglasari di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kepala Desa (Kades Neglasari) Kecamatan Pamarican Fadli Effendi mengatakan, di akhir tahun 2019 lalu, di wilayahnya ada kegiatan pengeboran tanah untuk dianalisa berkaitan dengan rencana pembangunan jalan Tol Getaci.
"Kegiatannya lima hari, saya ikut mendampingi petugasnya di lapangan. Waktu itu hanya ada satu titik pengeboran, yakni di lapangan basket Kampus SMAN 1 Pamarican yang berada di Dusun Cibenda", tutur Fadli kepada wartawan Ciamis.
Menurut Fadli, jika titik pengeboran di lapangan basket SMAN 1 Pamarican tersebut menjadi titik as jalan Tol Getaci, hampir dipastikan Kompleks SMAN 1 Pamarican bakal tergusur.
Atau setidaknya, lanjut Fadli, satu hektare areal sekolah SMAN 1 Pamarican bakal menjadi jalan tol. Dan mau tidak mau SMAN 1 Pamarican yang kini memiliki 600 siswa itu harus pindah.
Menurut Fadli, tidak hanya SMAN 1 Pamarican, gedung SDN 1 Neglasari Pamarican yang berada di samping bawah SMAN 1 Pamarican juga bakal tergusur Tol Getaci karena lokasinya berdekatan.
“Besar kemungkinan gedung SDN 1 Neglasari yang berada di dekat SMAN 1 Pamarican juga akan kena jalan tol,” ujar Fadli yang sebelum menjadi Kades pernah menjadi kepala sekolah di SDN 1 Neglasari dan pensiun tahun 2018.
Guru murid dan orangtua siswa resah
Sebagaimana diketahui, jalan Tol Getaci akan dibangun dalam 2 tahap. Tahap 1 Gedebage-Tasikmalaya dan Tahap 2 Tasikmalaya-Cilacap. Tahap 1 konstruksinya akan dikerjakan lebih dahulu (mulai awal 2024) baru kemudian Tahap 2.
Sebab itu, SMAN 8 Garut yang berada persis di jalur jalan Tol Getaci yang akan dibangun pada Tahap 1 harus sudah berkemas memikirkan kemana harus pindah dari sekarang.
Akibatnya, ratusan siswa SMA Negeri 8 yang berlokasi di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut itu terpaksa belajar dalam suasana resah penuh kekhawatiran.
Kepala SMAN 8 Garut, Jujun mengatakan area sekolahnya yang memiliki luas 7.400 meter persegi hampir seluruhnya masuk dalam rencana pembebasan lahan Tol Getaci.
Baca Juga: Kabar Baik Tol Getaci, 4 Desa Terima Uang Ganti Rugi (UGR): Ini Harga Per Meter
Dalam acara sosialisasi pembebasan lahan untuk Tol Getaci yang digelar Kementerian PUPR beberapa waktu lalu, kata Jujun Kementerian PUPR memang menjanjikan akan melakukan penggantian dengan lahan yang sama persis luasnya. Namun kapan waktunya, tidak disebutkan.
Hal itu menurut Jujun membuat pihaknya bingung. Selain berdampak pada pengembangan infrastruktur sekolah, rencana pembebasan lahan tersebut juga berdampak pada psikologis para siswa dan para orang tua siswa.***