Tasikmalaya dan Nostalgia Kecil Bagian 3, di Jl.Selakaso Dulu Ada Kue Balok Terkenal dan Penjahit Engkol

- 5 September 2022, 20:50 WIB
Mamang Tukang Jahit engkol yang mangkal di Jl.Selakaso pada kurun waktu 1960-1970an
Mamang Tukang Jahit engkol yang mangkal di Jl.Selakaso pada kurun waktu 1960-1970an /Facebook Tasikmalaya Tempo Doeloe (baheula)/

DESKJABAR – Tasikmalaya memiliki banyak nama daerah dengan nama gunung. Sebut saja Gunung Pereng, Gunung Singa, Gunung Sabeulah, Gunung Lipung, Gunung Ceuri, Gunung Huni, Gunung Ceuri, Gunung Gadog, Gunung Jembar  dll.

Bisa jadi jaman dulu kala kota purbakala Tasik ditutupi pegunungan. Konon kata  Tasik memiliki arti danau atau telaga.

Di daerah Tasik dulu terdapat danau yang bertebaran. Namun secara bahasa Sunda, Tasikmalaya mungkin juga mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir di mana-mana.

Baca Juga: Tasik Dan Nostalgia Kecil Bagian 2, Di Tasikmalaya Dulu Ada Stamplat Opelet. Stamplat Gunung Kijulang

Saya dilahirkan dan dibesarkan di kawasan pengrajin payung di Tasikmalaya bernama Babakan Payung.

Saat bermain ke daerah uwak di kawasan Jl. Selakaso Tasikmalaya, saya sering melewati para pengrajin payung ini menjemur payung yang terbuat dari kertas.

Sayang popularitas kota Tasikmalaya  sebagai pengrajin payung kertas kini semakin memudar.

Sebagai upaya melestarikan dan memunculkan kembali payung Tasik, Pemkot Tasikmalaya memasang payung-payung hias di Taman Kota yang letaknya berada di depan Masjid Agung Tasikmalaya.

Dari daerah Babakan Payung ini pun banyak para pengusaha keturunan yang menjadi pengusaha kue basah. Mereka memasoknya ke toko kue terkenal di  Kota Tasikmalaya.

Salah satu pengrajin kue yang terkenal di Jl. Babakan Payung  adalah, Babah Siang –Kang yang menjual kue Bika Ambon.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x