“Menurut saya kasus Subang ini termasuk yang sulit diungkapkan, karena TKP –nya rusak,” ujarnya.
Apalagi pembunuhan ibu dan anak ini diduga kuat tidak terkait dengan perampokan. Sebab tidak ada bukti bahwa ada barang mewah atau uang yang hilang.
Ia juga menyarankan kepolisian untuk tidak terus-terusan berjanji akan mengumumkan tersangka kasus pembunuh ibu dan anak ini, karena akan menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
“Kalau dijanjikan jadi semacam ada tekanan pada institusi untuk memaksakan guna memenuhi janji,” ujar Agustinus.
Jika dipaksakan, mungkinkah terjadi salah tangkap orang dalam kasus Subang?
“Betul, bisa tersesat. Kalau dipaksakan bisa tersesat. Memang kepolisian kan ingin secepatnya untuk membuktikan kepada masyarakat kalau mereka memang sudah bekerja dengan baik. Ini soal prestasi. Ini juga yang saya kira kurang baik, karena bisa terlalu memaksakan diri,” tutur Agustinus.
Oleh karena itu ia menyarankan apa yang seharusnya dilakukan aparat penegak hukum dalam menangani pembunuhan ibu dan anak ini.
“Menurut saya, ya udah jujur saja kalau tidak semua kasus mudah diungkapkan. Ini termasuk salah satu yang sukar. Katakan saja akan terus bekerja. Menjamin tidak menghentikan (kasus Subang), terus bekerja berusaha mengungkap, gunakan waktu,” kata Agustinus lagi.
Mengenai banyaknya saksi yang dipanggil dalam kasus Subang, Agustinus mengatakan hal itu dikarenakan kasus ini masuk kategori sulit diungkap.