Saat diperiksa, bekas lubang pertahanan Jepang itu memiliki panjang 207 meter dengan arah ruangan seperti huruf L yang di dalamnya ada sembilan kamar yang ruangannya berbentuk T.
Abah Somad merupakan salah seorang yang dahulu ikut bekerja membuat lubang pertahanan Jepang itu pada tahun 1942, tetapi kemudian ditinggalkan pasukan Jepang tahun 1945 karena kalah Perang Dunia II.
Ia mengingat, saat itu jumlah romusha yang pernah dipekerjakan di lokasi itu, termasuk membuat bunker, jumlahnya lebih dari 1.000 orang yang berasal dari 17 desa sekitarnya.
”Semula, lubang pertahanan itu hanya berupa lubang perlindungan terbuat dari kayu. Namun kemudian tanahnya terus digali sehingga kemudian menjadi gua,” kenang Abah Somad.
Semula, katanya, pihak Jepang akan membuat empat lubang pertahanan serupa, tetapi baru selesai satu sampai kemudian meninggalkan kawasan ini.
Baca Juga: PERSIB TERKINI, Ini Kunci Sukses Robert Alberts Bawa Persib ke Peringkat Tiga Besar Liga 1 Musim Ini
Menurut Abah Somad, hutan Wanayasa juga memiliki catatan sejarah lain.
Sewaktu ayahnya dahulu masih hidup pernah bercerita, lokasi yang pernah dikenal Blok Nagara Cina, pernah menjadi tempat persembunyian orang-orang Cina asal Macao (salah satu daerah di Cina) sekitar hampir 400 tahun lalu.
Mereka melarikan diri ke lokasi tersebut dari Batavia (kini Jakarta) sebagai efek berantai terjadinya Perang Makau di negeri asalnya.