Autopsi Kedua Kasus Subang Ungkap Kekerasan Seksual Terhadap Amel? Ini Dasar Kecurigaan Anjas

- 23 Desember 2021, 10:10 WIB
Ilustrasi rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Anjas menduga terjadi kekerasan seksual terhadap Amel.
Ilustrasi rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Anjas menduga terjadi kekerasan seksual terhadap Amel. /DeskJabar.com/Kodar Solihat/

DESKJABAR – Penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu alias Amel (23), telah memasuki bulan kelima.

Masyarakat masih menaruh harapan besar dan percaya kepada tim penyidik Polda Jabar dapat mengungkap tuntas kasusnya dan segera mengumumkan tersangka pelakunya.

Alasannya, tim penyidik sudah mengantongi sejumlah alat bukti. Salah satunya keterangan ahli berupa hasil autopsi kedua yang dilakukan pakar forensik Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Canggih POLISI atau PELAKU? Ada Temuan Anjing Pelacak dan Grafologi

Baca Juga: SAKSI KASUS PEMBUNUHAN DI SUBANG INI Pernah Disuruh Polisi Menulis di Secarik Kertas, Begini Ceritanya

Autopsi kedua yang dilakukan Sumy Hastry juga mendapat sorotan dari staf pengajar di Thailand, Anjas. Dalam segmen analisa, TIDAK MUNGKIN CUMA DITELANJANG1 ?? CINTA TAK TERBALAS ?? yang tayang Rabu 22 Desember 2021 malam, Anjas menduga, terjadi kekerasan seksual terhadap Amel. 

"Ada bagian hati kecilku yang bicara, kayaknya tidak mungkin kalau tidak terjadi kekerasan seksual," kata Anjas seraya menekankan itu merupakan opini pribadinya.

Hasil autopsi pertama menyebutkan tidak ditemukan adanya kekerasan seksual. Namun, Anjas menduga, pelaku kemungkinan telah melakukan kekerasan seksual terhadap jenazah Amel.  

Sebagai informasi, dr Sumy Hastry melakukan autopsi kedua pada jasad Tuti Suhartini dan Amel pada 2 Oktober 2021, atau 15 hari setelah kejadian pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2021.

Sumy Hastry menyebutkan bahwa hasil autopsi kedua tersebut kian melengkapi hasil autopsi pertama yang dilakukan sesaat setelah kejadian pembunuhan Subang pada tanggal 18 Agustus 2021.

Baca Juga: ADA TEMUAN ANJING PELACAK dalam Kasus Subang yang Tak Dipublikasikan? Ini Alasan Saksi Diminta Nulis di Kertas

Dari hasil autopsi kedua yang dipimpin dr Sumy Hastry ada koreksi dan penambahan-penambahan keterangan pada hasil autopsi pertama.

Autopsi pertama yang beredar menyebutkan kematian korban pertama terjadi pada sekitar 23.30 WIB, dan korban kedua, yaitu Amel 4-5 jam setelahnya.

Namun, autopsi kedua hanya menyebutkan adanya koreksi waktu kematian Tuti Suhartini dan Amel. Meski demikian, Sumy Hastry dan penyidik tidak membeberkan hasil koreksi dan apa penambahan keterangan pada autopsi pertama. 

"Kekerasan seksual itu bukan berarti bertemunya dua alat kelamin," ucap Anjas.

Anjas mengatakan secara logika, pelakunya ramai diisukan orang dekat yang punya hubungan emosional. Namun dikasus pembunuhan Subang ini tidak hanya pelaku tapi juga ada peran lain seperti dalang dan turut membantu.

Anjas menjelaskan ada pelaku yang berperan sebagai orang yang membantu yang tugasnya memandikan jenazah Amel dan Tuti Suhartini. Saat memandikan Amel dalam keadaan telanjang, bisa saja terjadi pelecehan terhadap Amel.

"Satu pelaku berperan membantu, yakni tugasnya memandikan tubuh korban untuk menghilangkan sidik jari si pelaku. Saat itu, pelaku tersebut diduga melakukan hal semena-mena terhadap Amel. Nah ini bisa dibuktikan setelah penyidik mengeluarkan hasil autopsi kedua," tutur Anjas.

Baca Juga: TEMUAN ANJING PELACAK Mungkinkah Bikin Kasus Subang Terkuak? Isi Tong Sampah Ternyata

Meskipun ada perbedaan waktu autopsi pertama dan kedua hingga 15 hari, tapi  kondisi alam turut membantu yaitu kuburan di Subang saat itu berupa tanah kering.

"Aku yakin nggak menutup kemungkinan ada hal-hal lain yang mungkin tidak diperiksa secara detail di autopsi pertama, tapi ditemukan di autopsi kedua, terutama di area tersebut," ucapnya. 

Anjas beralasan, bisa saja timbul syahwat dari pelaku yang bertugas memandikan Amel. Sebab, Amel masih muda dan cantik. Perbuatan yang kemungkinan memang tidak direncanakan oleh dalang atau eksekutornya. 

"Walaupun kasus ini cukup rapih eksekusinya, masih banyak hal-hal tersisa, keteledoran. Masih ada kok jejak sidik jari, DNA yang tertinggal di lokasi kejadian, bahkan juga ada dugaan hal-hal yang berhubungan dengan gambar dan tulisan," kata Anjas.

Sumy Hastry lakukan autopsi ulang

Seperti diberitakan DeskJabar.com, dr Sumy Hastry melakukan autopsi kedua pada jasad Tuti Suhartini dan Amel pada 2 Oktober 2021, atau 15 hari setelah kejadian pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2021.

Hasil autopsi ulang tersebut untuk melengkapi dan mengoreksi waktu kematian hasil autopsi pertama yang dilakukan sesaat setelah kejadian pembunuhan Subang pada tanggal 18 Agustus 2021.

Baca Juga: PENGAKUAN MENGEJUTKAN dr Sumy Hastry Ternyata Indigo, Korban Pembunuhan Subang Datang dan Minta Tolong Padanya

"Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik," ucap Sumy Hastry pada acara live Forensic Talk dengan tema Kasus Subang yang diselenggarakan Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI), Minggu, 7 November 2021.

Dari hasil autopsi kedua yang dipimpin dr Sumy Hastry, ada koreksi waktu kematian korban di kasus pembunuhan Subang tersebut, namun dr Sumy Hastry tidak menyebutkan secara rinci.

Pada penjelasan lain di kanal YouTube Denny Darko, dr Sumy Hastry menegaskan tidak ada kejahatan yang sempurna, termasuk kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. 

Ia juga menyebutkan bahwa tim penyidik dari Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis Polri dengan kegigihannya berhasil mengumpulkan sidik jari dari TKP. Sidik jari tersebut antara lain didapat di sekitar tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, pintu mobil.

Polisi juga sudah mendapatkan puluhan DNA yang diambil dari barang-barang di lokasi TKP kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, termasuk puntung rokok berbagai merek, dan memetakannya.

Sumy Hastry menjelaskan bahwa tim penyidik selain mencari bukti dari autopsi jenasah juga memprofil saksi dengan psikologi forensik, tes detektor kebohongan, dsb.

Baca Juga: Pembelajaran dari Kasus Pembunuhan di Subang, Sumy Hastry: Pentingnya Menjaga dan Melindungi TKP

Dengan berbagai temuan DNA, sidik jari, dan pernyataan Kapolda, banyak yang memperkirakan polisi sebetulnya sudah mengantongi nama-nama yang akan ditetapkan sebagai tersangka pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Sekarang, masyarakat berharap penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar segera mengumumkan nama-nama tersangka pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Denny Darko YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x