Tersisa 13 Taman Baca yang Masih Eksis di Kota Bandung, Sebagian Besar Bangkrut

- 2 April 2021, 04:35 WIB
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan Kepala Dispusip Kota Bandung A. Maryun seusai berdiskusi dengan Kepala Humas, Penerbitan, dan Kerjasama Kantor Perpustakaan Nasional RI, Dodi Pribadi di ruang rapat Kantor Wakil Wali Kota, Balai Kota Bandung, Kamis 1 April 2021.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan Kepala Dispusip Kota Bandung A. Maryun seusai berdiskusi dengan Kepala Humas, Penerbitan, dan Kerjasama Kantor Perpustakaan Nasional RI, Dodi Pribadi di ruang rapat Kantor Wakil Wali Kota, Balai Kota Bandung, Kamis 1 April 2021. /Humas Kota Bandung/

DESKJABAR - Dari sekian banyak taman baca di Kota Bandung, tersisa 13 tempat yang masih aktif. Setelah disurvei Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Bandung, banyak yang tidak meneruskan. 

"Asalnya lebih dari itu, tapi itu yang masih eksis. Beberapa taman bacaan bangkrut karena harus menyewa tempat," kata Kepala Dispusip Kota Bandung, A. Maryun dalam Diskusi Kerjasama Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di ruang rapat Kantor Wakil Wali Kota, Balai Kota Bandung, Kamis 1 April 2021.

Meski demikian, ia menyatakan, Dispusip Kota Bandung terus membudayakan literasi di masyarakat. Caranya, dengan bekerja sama bersama berbagai mitra. Bahkan dalam Perda diatur tentang gerakan memasyarakatkan minat baca.

Baca Juga: Pendidikan Jarak Jauh Berdampak Buruk Jika Diteruskan, Simak Prioritas Utama Kemendikbud

Menurut dia, pokja literasi Kota Bandung pun senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan secara digital. Walaupun pandemi, kegiatan melalui zoom meeting, e-learning, dongeng  tetap berjalan dengan harapan bisa meningkatkan literasi di Kota Bandung.

"Mudah-mudahan ini bisa mendorong masyarakat untuk berliterasi. Kita pun memfokuskan untuk membina sejak dini, jadi kita membeli buku anak-anak agar bisa membiasakan mereka membaca sejak kecil," tuturnya.

 

Pada kesempatan itu, Kepala Humas, Penerbitan, dan Kerjasama Kantor Perpustakaan Nasional, Dodi Pribadi mengatakan, Perpustakaan Nasional RI ingin menjadikan Kota Bandung sebagai percontohan peningkatan indeks literasi masyarakat bagi kabupaten/kota lain di Indonesia.

"Karena potensinya banyak dari sisi literasi. Ada taman bacaannya, perpustakaan, seperti Taman Bacaan Hendra yang sudah berdiri sejak lama," ujar Dodi Pribadi. 

Baca Juga: Dengan Digitalisasi Penyiaran, Ekonomi Indonesia Berkembang Rp1,89 Kuadriliun, 5 RPM Siap Diundangkan Besok

Dodi menyatakan, ada bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk meningkatkan literasi di kota/kabupaten dengan pengajuan untuk fasilitas gedung, pengadaan koleksi buku, atau pun hal-hal yang dibutuhkan lain. 

"Ada bantuan pojok baca digital karena tidak semua kabupaten/kota bisa melakukan itu karena terbatas jaringan, juga bantuan perpustakaan keliling. Ada juga di Bromo bantuan kuda yang sudah nambah lagi kudanya," tuturnya.

Menurut dia, bantuan itu bisa fleksibel, agar DAK tepat sasaran. Selain itu, bisa untuk kebutuhan pengembangan di koleksi buku atau bangunan baru atau bisa juga inovasi yang lain.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyambut baik hal itu karena ada peluang untuk proses pembangunan gedung arsip yang direncanakan oleh Dispusip Kota Bandung yang lokasinya di Gedebage. Ia pun mengintstruksikan Kepala Dispusip untuk mengusulkannya ke pusat.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Keterbukaan Informasi Faktor Penting Kesuksesan Penanganan Pandemi

"Jadi ini bisa dibuatkan permohonan, kita ikhtiar saja. Disetujui atau tidaknya itu bagian dari proses. Mudah mudahan ada potensi bantuan yang bisa dimanfaatkan," ucapnya.

Wakil wali kota berharap, indeks literasi masyarakat Kota Bandung targetnya bisa sesuai harapan dengan berbagai upaya dan juga dorongan dari Perpustakaan Nasional. Ia juga berharap, bantuan bisa terkait dengan digitalisasi arsip.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah