Dukung Program Pompanisasi, Kementan Gerakan Listrik Masuk Sawah, Indramayu Gelisah

15 April 2024, 13:35 WIB
Perangkat Gerakan Listrik Masuk Sawah. /dok Humas Kementerian Pertanian

DESKJABAR - Kementerian Pertanian RI mendorong agar listrik masuk ke area pesawahan atau dengan sebutan listrik masuk sawah. Cara tersebut merupakan salah satu upaya memasok energi berkaitan modernisasi dan mekanisasi pertanian untuk menggenjot produksi padi.

Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) diketahui melakukan program pompanisasi sebagai upaya menggenjot produksi padi pada tahun 2024. Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menyatakan minat adanya Gerakan Listrik Masuk Sawah atau disingkat Gelisah.

Pompanisasi merupakan salah satu alat mesin pertanian (alsintan), untuk mendorong kemampuan produksi pertanian di Indonesia. Ini merupakan salah satu solusi mengatasi kondisi alam dan keterbatasan tenaga kerja pertanian, serta kondisi cuaca ekstrem.

Baca Juga: Khawatir Kelaparan, Banyak Warga Sumedang Kini Enggan Jual Lahan Pertanian

Begini gambarannya

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, di Jakarta, Senin, 15 April 2024, mengatakan untuk modernisasi alsintan diperlukan energi yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, sudah saatnya listrik masuk sawah.

"Berdasarkan berbagai pengalaman praktek lapangan dalam menggunakan energi untuk proses budidaya di sawah, petani merasakan lebih hemat menggunakan energi listrik, dibandingkan bahan bakar minyak, gas, sedangkan energi solarcell belum begitu meluas di petani," ujarnya Suwandi.

Pihak Kementan sudah menggelar  Rakor LTT dan Elektrifikasi Sabtu 13 April 2024. Yang dibahas, adalah mekanisasi diperlukan tenaga dan sumber energi yang lebih murah dan mudah didapat dari tenaga listrik.

“Maka dikembangkan Listrik Masuk Sawah (LMS) dan beberapa daerah menyebut program gerakan listrik masuk sawah (Gelisah)," kata Suwandi.

Baca Juga: Jawa Barat Lakukan Pompanisasi di Lahan Tadah Hujan, Genjot Pertanian Padi 2024

Suwandi mencontohkan, salah satu yang menjadi contoh yakni program listrik masuk sawah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Pada lokasi tersebut, dikembangkan sumur submersible lebih dari 17.000 unit dari swadaya petani dan bantuan untuk mengairi lahan kering tadah hujan sehingga bisa bertanam padi 3 kali setahun (IP300).

Suwandi juga mengatakan, program serupa juga juga dilakukan di Kabupaten Sragen,  lebih dari 23.000 sumur submesible guna memompa air dari dalam tanah untuk mengairi lahan tadah hujan sehingga indeks pertanaman IP bisa ditingkatkan hingga IP300 bahkan IP400 lebih dari ribuan hektar.

"Setiap titik sumur submersible bisa melayani 2-30 hektar dengan biaya dari 8 juta hingga 150 juta rupiah tergantung jenis ukuran pipa dan pompa, kedalaman sumur, dan lainnya," katanya.

Pada sesi yang sama, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengungkapkan saat ini di Indramayu belum ada elektrifikasi sawah atau listrik masuk sawah, untuk itu sangat berharap program Listrik Masuk Sawah bisa segera terealisasi.

"Sampai saat ini belum pernah direalisasikan. Kami juga menunggu bagaimana  tindak lanjutnya, seperti apa listrik masuk sawah itu," katanya. ***

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler