Waspada Penyakit LSD Serang Sapi dan Kerbau pada Peternakan di Jawa Barat untuk Idul Adha

20 Januari 2023, 06:30 WIB
Langkah waspada munculnya penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) pada sapi dan kerbau di Jawa Barat mengantisipasi Idul Adha 1444H/2023. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Langkah waspada munculnya penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) pada sapi dan kerbau, dilakukan di Jawa Barat mengantisipasi Idul Adha 1444H/2023.

Pihak berwenang peternakan di Jawa Barat, mengantisipasi munculnya penyakit LSD pada ternak sapi dan kerbau di daerahnya.

Munculnya penyakit LSD pada sapi dan kerbau di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sudah terjadi sejak tahun 2022 lalu.

Di Jawa Barat terjadi di Kabupaten Bandung baru-baru ini, namun sudah dilakukan pengendalian.

 Baca Juga: Pertanian Jawa Barat Kini Punya Asosiasi Produsen Pengedar Benih Hortikultura, Berdiri di Majalengka

Apa itu penyakit LSD pada sapi dan kerbau ?

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, drh Supriyanto, yang dikonfirmasi DeskJabar, Kamis, 19 Januari 2023 petang, soal antisipasi penyebaran penyakit LSD pada ternak sapi dan kerbau di Jawa Barat.

“Namun seiring meningkatnya pemasukan ternak untuk memenuhi kebutuhan hari raya 4-5 bulan yang akan datang, akan semakin meningkatkan risiko masuknya penyakit di wilayah lain,” terang drh Supriyanto.

Diketahui pula, bahwa untuk pemenuhan hewan kurban sapi, Jawa Barat rutin mendatangkan ternak tersebut dari provinsi lain.

Untuk ternak kebutuhan Idul Adha diketahui haruslah yang sehat dan mulus.

 Baca Juga: Resep Telur Asin Puyuh dan Cara Membuat, Makanan Unik Khas Sukabumi, Peluang Usaha Kuliner dan Peternakan

Gejala serangan penyakit LSD pada sapi dan kerbau

Disebutkan drh Supriyanto, LSD menyerang ternak sapi dan kerbau, dengan gejala klinis kulit berbenjol lalu melepuh.

Munculnya penyakit LSD, dikatakan, disebarkan melalui kontak langsung dan perantara vektor (lalat dan nyamuk), namun penyebaran lebih banyak dikarenakan vector, yaitu virus.

Faktor yang paling berpengaruh dalam timbulnya LSD di dalam satu wilayah, dikarenakan pemasukan (lalu lintas) ternak sakit ke dalam populasi.

Di Jawa Barat, menurut drs Supriyanto, kasus dilaporkan pada ternak perah di Kabupaten Bandung.

Dikatakan, pengendalian yang dilakuan pada saat itu, dengan pelaksaan ring vaksinasi dalam radius 2 km pada seluruh ternak.

 Baca Juga: Manfaat Teh Putih Bagi Kesehatan, di Bogor Diminati Orang Timur Tengah Saat Wisata Perkebunan

Belum reda PMK, muncul LSD

Munculnya penyakit LSD pada sapi dan kerbau, menyusul terjadinya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, kerbau, domba, dan kambing di Indonesia.

LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan Lumpy Skin Disease Virus (LSDV), yakni virus bermateri genetic DNA dari genus Capripoxvirus dan family Poxviridae.

Apakah LSD berbahaya bagi manusia ?

Ketika kabar munculnya penyakit LSD mulai terjadi Maret 2022, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa penyakit tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Ketika itu, Dirjen Peternakan dan Keswan Kementan, Nasrullah mengatakan dalam siaran pers, bahwa penyakit LSD tidak menular dari hewan kepada manusia.

Nasrullah mengatakan, jika ada sapi dan kerbau yang tertular LSD dan kemudian telah sembuh, produknya seperti daging masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampak.

Baca Juga: Kumis Kucing Potensi Bisnis Pertanian di Jawa Barat, dan Jenis Dibutuhkan untuk Manfaat Kesehatan

“Masyarakat tidak perlu khawatir atau ragu membeli dan mengkonsumsi daging sapi dan kerbau,” terang Nasrullah.

Tetapi, ia menghimbau bahwa daging sapi dan kerbau yang akan dikonsumsi sebaiknya berasal dari rumah potong hewan yang diawasi dokter hewan.

Disebutkan, daging yang dijual di masyarakat, selama terdapat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) atau berasal dari rumah potong yang memiliki NKV, dipastikan telah diperiksa kesehatannya sebelum dipotong.

Nasrullah juga meminta agar pelaku perdagangan hewan agar tidak menjual, mengirimkan, serta memotong sapi dan kerbau yang sakit. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler