DESKJABAR - Yosef Hidayah sempat mengatakan, dirinya sedang menunggu klarifikasi dari tiga karyawan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menjadi saksi kasus Subang.
Tiga karyawan yayasan yang menjadi saksi kasus Subang tersebut, kata Yosef, tak pernah lagi datang ke yayasan usai terjadi pembunuhan terhadap Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Yosef menyebut, ketiga saksi kasus Subang yang juga karyawan yayasan itu membuat dirinya bertanya-tanya, ada apa?
Siapa karyawan yayasan yang menjadi saksi kasus Subang seperti dimaksud oleh Yosef tersebut? Mereka adalah Danu, Opik dan Kosasih.
"Saya menunggu klarifikasi dari mereka, kenapa tanpa kabar berita kepada pengurus setelah terjadi pembunuhan," kata Yosef.
"Jelek-jelek begini saya ini owner," ungkap Yosef lagi.
Kasus subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu terjadi 18 Agustus 2021. Pada saat itu sekolah-sekolah di Yayasan Bina Prestasi Nasional sedang dalam masa penerimaan siswa baru.
Namun, menurut Yosef, Danu, Opik dan Kosasih tak pernah lagi datang ke yayasan sejak terjadi pembunuhan Tuti dan Amel.
"Ada apa ini?" Kata Yosef dalam YouTube Koin Seribu 77 tayang tanggal 15 Juli 2022 berjudul “Terbongkar Semua ‼ Kebohongan S4ksi Psik0pat, Jangan Ada Dust4”
Jawaban Kosasih
Kosasih, salah satu karyawan yang disebut Yosef tak ada kabar berita, tiba-tiba muncul. Ia pun menceritakan soal yayasan yang didirikan Yosef tersebut akibat adanya pembunuhan, sekaligus menjelaskan alasan mengapa ia tak meneruskan pekerjaannya di yayasan.
Alasan yang dibeberkan Kosasih cukup menyentuh. Kosasih menceritakan kenapa ia tak meneruskan pekerjaannya di yayasan kepada Mbak Suci, pemilik akun YouTube Misteri Mbak Suci.
Mbak Suci kemudian menceritakan kembali ungkapan Kosasih tersebut dalam akun Youtubenya yang tayang tanggal 14 Juli 2022 berjudul KETER4NGAN S4KSI KANG KOSASIH SANG4T MENG3JUTKAN !!!
Seperti dituturkan Mbak Suci, Kosasih menceritakan kondisi yayasan saat itu akibat musibah pembunuhan.
Menurut Kosasih kepada Mbak Suci,kondisi yayasan saat itu tutup setelah terjadi pembunuhan, padahal ia memiliki keluarga yang harus dibiayai. Oleh karena itu ia mencari pekerjaan lain agar tetap bisa menghidupi keluarganya.
Kosasih menambahkan, saat keluar dari yayasan, ia diberi uang Rp 500 ribu oleh Om Dedi, bendahara yayasan sebagai tanda terima kasih telah bekerja di yayasan.
Dari adanya tanda terima kasih seperti dituturkan Mbak Suci dalam tayangan tersebut, bisa mengisyarakatkan bahwa Kosasih tidak menghilang begitu saja dari yayasan.
Meskipun tidak mengutarakannya langsung kepada pengurus, namun kemungkinkan Kosasih berkomunikasi dengan Om Dedi tentang niatnya mengundurkan diri sehingga diberinya uang Rp500 ribu.
Kosasih juga mengutarakan, sebagai empati kepada kedua korban, ia ikut mendoakan kedua almarhumah dalam tahlilan hari kesatu hingga ketujuh yang digelar di rumah Lilis, kakak Tuti. Hanya tahlilan yang ke -40 ia memang tak hadir.
Kini kosasih bekerja di Tim SAR sebagai relawan sehingga hari-harinya sibuk dari satu bencana ke bencana lain untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.
Lantas bagaimana sosok kedua korban kasus Subang menurut Kosasih? Ia menyatakan, Bu Tuti dan Amel adalah orang-orang baik. Bu Tuti orangnya sangat aspiratif. Ia selalu mendengarkan karyawannnya. Sementara Amel, orangnya ceria sehingga orang-orang senang dengannya.
Itulah pernyataan Kosasih yang disebut tak ada kabarnya kepada yayasan. Kosasih juga menyatakan, ia akan selalu siap membantu pihak kepolisian jika dipanggil terkait kasus Subang yang telah menewaskan Tuti dan Amel.***