DESKJABAR - Tak terasa, penyelidikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu, akan berusia tepat 1 tahun pada 18 Agustus 2022 bulan depan.
Ada pengakuan mengejutkan dari dr Sumy Hastry menjelang 1 tahun penyelidikan kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (ibu) dan Amalia Mustika Ratu alias Amel (anak) itu.
Dokter Hastry --demikian panggilan akrabnya- ahli forensik Polri mengungkapkan, kenapa ia baru melakukan autopsi pada tanggal 8 Oktober 2021, padahal tragedi berdarah kasus Subang itu terjadi pada 18 Agustus 2021.
Baca Juga: AKHIRNYA DIKETAHUI, Dalang Kasus Subang Adalah Sosok 'Baik' yang Jejaknya Tidak Ada di TKP
Menurut dr Hastry, selain karena ada permintaan dari netizen di media sosial dan masyarakat, ia juga mengaku didatangi almarhumah korban kasus Subang yang meminta tolong kepadanya.
"Korban (almarhumah) datang dan minta tolong. Akhirnya saya memutuskan untuk ke Subang (melakukan autopsi). Bukan lagi merasakan tetapi memang iya (didatangi korban)," kata dr Hastry.
Wanita berpangkat Kombes itu menyatakan, bahwa dirinya juga seorang indigo yang diberi kemampuan untuk melihat hal-hal yang tidak kasat mata.
Namun begitu, dr Hastry tidak menyebutkan secara detail siapa almarhumah korban kasus Subang yang meminta toloing dan mendatanginya. Apakah almarhumah Tuti ataukah Amel?.
Namun dr Hastry berjanji akan menceritakan lagi pengalamannya tersebut setelah gelar perkara. "Ya, Insyaallah," katanya.