DESKJABAR – Usaha budidaya dan bisnis ubi jalar, khususnya ubi cilembu, secara korporasi diarahkan serba pasti untung melalui ekspor dan industri pangan, berikut kemitraan dengan petani.
Bisnis korporasi pemasaran komoditas ubi jalar dilakukan melalui bisnis ubi cilembu, di Cilembu, Kecamatan Pamulihan, di Kabupaten Sumedang, ditandai ekspor ke Singapura.
Dengan bisnis ubi cilembu yang menjadi pola korporasi, diarahkan menjadi usaha serba pasti untung bagi seluruh pihak yang terlibat, mulai petani, industri, pebisnis, dll.
Salah satu pasar yang sedang dimanfaatkan adalah Korea Selatan, sekaligus pasar dalam negeri Indonesia melalui aneka olahan berbahan ubi cilembu, seperti bihun, mie, tepung, dll.
Baca Juga: Petani Pangandaran Berhasil Budidayakan Ubi Jalar Jumbo, Salah Satu Manfaatnya Dapat Mencegah Kanker
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, menyebutkan, bahwa harga ubi cilembu yang dibeli oleh PT Bonavista adalah Rp 5.000-6.000-an/kg, dengan biaya produksi petani Rp 2.500/kg.
Bisnis ubi jalar Cilembu antara PT Bonavista dan petani merupakan kemitraan untuk memenuhi ekspor dan industri pangan.
Pengurus kemitraan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Miftah, mengatakan, bahwa bisnis ubi cilembu sangat bagus bagi bisnis keuangan, seperti perbankan, dan sangat didukung oleh OJK.
Bahkan, katanya, bisnis ubi cilembu semakin mengarah kepada industry olahan, di Pamulihan sudah ada industri stick ubi di Cilembu. ***