Network
DESKJABAR - Usaha budidaya ubi jalar Jepang varietas beniazuma segera dilakukan di areal Satuan Pelayanan Cikadu, Kabupaten Cianjur, Balai Benih Hortikultura (BBH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Usaha budidaya ubi jalar Jepang beniazuma tersebut dilakukan sebagai usaha petani milenial, dengan diarahkan sebagai usaha yang menguntungkan dan unggulan. Walau pun, luasan areal yang masing-masing diusahakan oleh petani milenial tak seluas untuk komoditas jagung.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, Kamis, 1 Juli 2021, mengatakan, bahwa petani-petani milenial yang akan melakukan budidaya ubi jalar di Satuan Pelayanan Cikadu tersebut, umumnya yang lolos dari seleksi pendaftaram secara online.
Soal luasan usaha, direncanakan masing-masing sekitar 2.000 meter persegi. Para petani milenial tersebut juga diperkenalkan dengan kredit usaha rakyat (KUR), sehingga mereka menjadi mengetahui akses pembiayaan.
Baca Juga: Euro 2021, Italia Ancam Denda Rp 50 Juta kepada Suporter Inggris yang Datang ke Roma
Mengapa komoditas yang dibudidayakan adalah ubi jalar Jepang, disebutkan Dadan Hidayat, bahwa karena komoditas ini pasar dan pembelinya jelas. Selain itu, serangan hama dan penyakit relatif rendah, dan biaya usaha per 2.000 meter persegi tidak terlalu tinggi.
"Dengan gambaran seperti itu, diharapkan para petani milenial yang melakukan usaha budidaya ubi jalar tersebut dipastikan memperoleh keuntungan. Sama seperti dengan usaha sebelumnya, mereka juga menjadi dapat langsung dapat mengembalikan kreditnya," ujarnya.
Berani memulai
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Ajat Sudrajat, mengatakan, bahwa salah satu faktor penting lainnya dari usaha budidaya ubi jalar ini, bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi petani petani milenial yang mengusahakannya.
