Zelensky menambahkan bahwa keduanya berbicara tentang masalah keamanan pangan, dan kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial "khususnya untuk posisi yang jelas" di Perserikatan Bangsa-Bangsa saat berperang dengan invasi Rusia.
Baca Juga: Arus Mudik Lebaran 2022, Empat Titik Kemacetan di Jalur Limbangan- Malangbong Mulai Muncul
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan bulan lalu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menghadiri pertemuan tersebut.
Namun kepastian kehadirannya di KTT G20 di Bali tergantung pada banyak hal, termasuk situasi COVID-19.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan awal bulan ini bahwa Putin akan memutuskan rencananya ke Bali saat menjelang waktu pertemuan KTT G20.
"Indonesia adalah negara ketua dan penyelenggara," katanya.
"Tentu, kami akan berorientasi pada penyelenggara di tempat pertama. Keputusan masa depan mengenai partisipasi akan dibuat berdasarkan bagaimana situasi berkembang," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan sekutu lainnya telah menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari G20 sebagai tanggapan atas invasi tersebut sambil menyarankan agar Ukraina setidaknya diizinkan untuk bergabung dalam KTT tersebut.
Baca Juga: TERUNGKAP KASUS SUBANG, Ternyata Laporan Pertama Diterima Polisi Bukan Penculikan
"Itu tidak dapat dilakukan, jika Indonesia dan yang lainnya tidak setuju, maka menurut saya, kita harus meminta agar kedua Ukraina dapat menghadiri pertemuan, serta ... mengamati," kata Biden dalam konferensi pers bulan lalu.