Network
DESKJABAR – Perusahaan raksasa energi Rusia Gazprom, pada Rabu 27 April 2022 menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria, karena gagal membayar gas dalam rubel.
Itulah yang menyebabkan tanggapan terberat yang dirasakan Kremlin terhadap sanksi itu, dan yang dituduhkan oleh Barat atas invasi ke Ukraina.
Selama ini, negara Polandia dan Bulgaria adalah negara pertama yang gasnya diputus oleh pemasok utama Eropa, sejak invasi 24 Februari ke Ukraina.
"Gazprom telah sepenuhnya menangguhkan pasokan gas ke Bulgargaz (Bulgaria) dan PGNiG (Polandia) karena tidak adanya pembayaran dalam rubel," kata Gazprom dalam sebuah pernyataan.
Warsawa dan Sofia mengatakan penghentian pasokan merupakan pelanggaran kontrak oleh Gazprom, perusahaan gas alam terbesar di dunia.
Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, Gazprom, yang memasok sekitar 40 persen gas Eropa, juga memperingatkan bahwa transit melalui Polandia dan Bulgaria, yang menjadi tuan rumah jaringan pipa yang memasok Jerman, Hongaria dan Serbia, akan dihentikan jika gas disedot secara ilegal.
Permintaan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk pembayaran rubel untuk gas, adalah inti dari tanggapan Rusia terhadap sanksi Barat yang mencakup pembekuan ratusan miliar dolar aset Rusia.
Putin memberikan sanksi sebagai tindakan perang ekonomi, tetapi memotong pasokan ke Polandia dan Bulgaria adalah salah satu langkah paling signifikan Moskow di pasar gas, sejak Soviet membangun jaringan pipa gas ke Eropa dari Siberia pada awal 1970-an.
Baca Juga: KASUS SUBANG Terbongkar, BANPOL Masuk Duluan, DANU: Siap Bos, PENYIDIK Kerja Keras
