MENGEJUTKAN, Tanpa Disadari Aktivitas Sehari Hari Ini Penghasil Emisi Karbon yang Sama Bahaya dengan Knalpot

- 6 April 2024, 08:30 WIB
Tanpa kita sadari, banyak aktivitas sehari-hari yang ternyatapenghasil emisi karbon yang sama bahayanya dengan knalpot kendaraan.
Tanpa kita sadari, banyak aktivitas sehari-hari yang ternyatapenghasil emisi karbon yang sama bahayanya dengan knalpot kendaraan. /skoot.eco/

Berdasarkan temuan dari IdealHome, terdapat 4,7 juta orang di Inggris yang menyalakan lampu secara tidak perlu di malam hari, sehingga menghasilkan emisi tambahan yang signifikan sebesar 8,9 juta kilogram karbon dioksida.

Bahkan tindakan streaming acara Netflix kesayangan Anda yang tampaknya tidak berbahaya hanya selama 30 menit berkontribusi terhadap pelepasan 18 gram CO2. Kehidupan di tempat tinggal merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya jejak karbon harian Anda, namun juga merupakan salah satu peluang paling sederhana untuk melakukan pengurangan.

Fesyen

Industri fesyen merupakan penyumbang emisi karbon yang signifikan karena berbagai faktor dalam rantai pasokannya, namun sebagian besar disebabkan oleh fast fashion.

Baca Juga: Jemaah Aolia Lebaran Duluan Laksanakan Shalat Iedul Fitri Jumat, Mbah Benu : Saya Sudah Telepon Gusti Allah

Menurut  Business Insider,  fast fashion menyumbang 10% emisi karbon global dan industri ini menyumbang 1,2 miliar ton CO2 ke atmosfer.

Pembuatan pakaian dan tekstil melibatkan proses yang boros energi, termasuk pewarnaan, penenunan, dan penyelesaian akhir yang membutuhkan 2.700 liter air untuk membuat satu baju katun saja, yang berarti air cukup untuk satu orang selama 2,5 tahun.

Dibutuhkan sekitar 10.000 liter air untuk menghasilkan kapas yang cukup untuk sepasang celana jeans. Serat daur ulang hanya menyumbang 8,9% dari seluruh bahan mentah pada tahun 2021, naik 8,4% dari tahun sebelumnya, namun jumlah ini masih belum mencukupi. Banyak produk pakaian diproduksi di negara-negara dengan peraturan lingkungan yang kurang ketat, sehingga menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi.

Pakaian tersebut kemudian sering berpindah jarak jauh dari fasilitas manufaktur ke toko ritel, sehingga meningkatkan jejak karbonnya. Selain itu, belanja online dan pengiriman global berkontribusi terhadap emisi terkait pengangkutan pakaian.***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: skoot.eco


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah