DESKJABAR – Dunia saat ini tengah menghadapi krisis polusi plastic, dimana tercatat ada 10 negara yang masuk dalam kelompok negara penghasil sampah plastik terbesar 2024, termasuk di antaranya Indonesia.
Bahkan sebuah laman di Inggris yakni greenmatch.uk menuliskan bahwa sampah plastik juga telah menjadi masalah serius atas terjadinya polusi plastik di laut. Secara global, hampir setiap 1 menit satu truk membuang sampah plastic ke laut.
Sementara laman worldpopulationreview.com menyebutkan bahwa sejak tahun 1950, manusia telah menghasilkan lebih dari 8 miliar ton plastik, lebih dari separuhnya langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah dan hanya sekitar 9% yang didaur ulang.
Plastik dapat menimbulkan kerusakan lingkungan secara perlahan namun pasti melalui berbagai cara, mulai dari pelepasan bahan kimia beracun ke dalam tanah dan air tanah, hingga mencekik atau meracuni hewan yang tanpa disadari menelannya
Sementara itu, selama bertahun-tahun ada sekitar 9,2 juta hingga 12,7 juta ton plastik telah dihasilkan , dengan satu truk sampah membuang sampah plastik ke laut setiap menitnya. Jika mereka terurai, mungkin diperlukan waktu ratusan tahun.
Sebuah penelitian Program Lingkungan PBB (UNEP) melaporkan, jika tren polusi sampah plastic yang ada saat ini terus berlanjut, maka diperkirakan pada tahun 2050 jumlah ikan di laut akan sangat sedikit akibat sampah plastic.
Itu artinya, mata pencarian para nelayan akan semakin tertutup bahkan mungkin hilang sama sekali di sebuah kawasan.
Sampah plastic yang terus meningkat akibat penggunaan plastik per kapita mengalami kenaikan. Pada tingkat tahunan, sampah plastik yang dihasilkan per orang rata-rata 221 kg di Amerika Serikat dan 114 kg di negara-negara OECD, serta di Eropa dengan rata-rata 69 kilogram.