JUMAT Siang, Polusi Udara Jakarta Terparah di Dunia, Sama dengan Kota di Jabar Ini, Kelompok Ini Paling Rentan

- 25 Agustus 2023, 13:45 WIB
Ilustrasi polusi udara. Polusi udara Jakarta pada Jumat siang paling parah di dunia. Ada kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap polusi udara.
Ilustrasi polusi udara. Polusi udara Jakarta pada Jumat siang paling parah di dunia. Ada kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap polusi udara. /www.niehs.nih.gov//

DESKJABAR – Dari pantauan kualitas udara secara realtime pada Jumat 25 Agustus 2023 siang, polusi udara Kota Jakarta paling parah di dunia. Ironisnya, kondisi udara di ibu kota di Indonesia tersebut, disamai oleh satu kota di Jabar.

Polusi udara yang parah akhir-akhir ini di Kota Jakarta bisa berdampak buruk pada kesehatan manusia. Seorang dokter spesialis paru di Rumah sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta Timur menyebutkan ada kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak polusi udara.

Baca Juga: PROSES Pembebasan Lahan Tol Getaci Capai Desa Terujung di Tahap 1, Desa di Garut Ini Jadi Exit Tol Terakhir

Mengutip dari laman pemantau udara iqair.com, pantaua realtime pada Jumat 25 Agustus 2023 pukul 13.00 WIB, Jabar masih menjadi salah satu provinsi penyumbang daerah dengan kualitas udara atau polusi udara yang masuk kelompok 10 besar dengan polusi udara terparah.

Umumnya, kota-kot yang masuk dalam kota dengan polusi udara yang masuk kelompok 10 besar kota terparah, terjadi di kota-kota di sekitaran kota Jakarta, yang umumkan kota-kota tersebut merupakan kawasan industry serta dengan lalu lintas padat.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka akan muncul dampak kesehatan, terutama kesehatan paru-paru. Dan ada kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap dampak  polusi udara.

Polusi Udara Realtime Jumat Siang

Berdasarkan pantauan udara di laman iqair.com, pantaua udara yang dilakukan pada data terakhir pukul 13.00 WIB, polusi udara di Kota Jakarta tercatat paling parah di antara kota-kota besar di dunia. Indek angka kualitas udara Jakarta tercatat 172. Angka ini masuk dalam kategori kualitas udara yang tidak sehat.

Angka ini jauh lebih parah dibanding Qatar dan Doha yang biasanya selalu berada di posisi 2 teratas. Pantauan terakhir indek angka kualitas udara di Dubai (UAE) mencapai 168. Sedangkan di Doha (Qatar) angkanya mencapai 162.

Baca Juga: POPULER di Era Tahun 1950-an, Balapan Ini Bakal Kembali Digelar di Bandung Mulai Besok, Datang Yuk Pasti Seru!

Jika melihat dari daftar 10 besar kota-kota di Indonesia dengan polusi udara terparah, kualitas udara Kota Jakarta tersebut sama dengan angka kualitas udara Depok Jawa Barat. Depok berada di peringkat pertama dengan polusi terparah dengan angka indek 172, sama dengan Kota Jakarta.

Seperti juga sehari sebelumnya, ada 4 kota di Jabar yang masuk dalam kelompok 10 besar dengan polusi udara terparah. Selain Depok ada Cibinong (Kabupaten Bogor) di peringkat 6 angka 157, kemudian Karawang di posisi 8 dengan angka 156, serta Cileungsi (Kabupaten Bogor) di posisi 9 dengan angka 155.

Kelompok Masyarakat Paling Rentan

Sementara itu mengutip dari kantor berita Antara, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta Timur, Feni Fitriani Taufik mengatakan bahwa ibu hamil, balita, lansia, dan penderita penyakit paru-paru merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak polusi udara.

Hal itu dikemukaknnya dalam acara diskusi secara daring yang berlangsung pada Rabu 23 Agustus 2023.

Menurutnya, bagi ibu hamil, paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Hal ini dapat menyebabkan stunting pada anak-anak dan mempengaruhi pertumbuhan organ tubuh mereka saat dewasa, tambahnya.

Sedangkan pada anak-anak dapat mengganggu pertumbuhan paru-paru, pertumbuhan tubuh, bahkan menyebabkan stunting, ujarnya.

Baca Juga: Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Masih Bergejolak, Tuding dengan Menyamarkan Nama

Sementara itu, paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko batuk, asma, dan pengerasan pembuluh darah pada anak jika sudah terpapar polutan sejak kecil.

Paparan polusi udara sejak kecil meningkatkan risiko penyakit jantung dan asma pada orang dewasa. Risiko lainnya adalah kemungkinan terkena stroke pada usia dini atau terkena kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan diabetes.

Ada pula risiko penurunan fungsi organ pernapasan, seperti paru-paru, demensia atau pikun, gagal jantung, dan stroke.

Fitriani memaparkan bahwa berdasarkan jenisnya, zat pencemar dapat dibedakan menjadi gas dan partikel. Gas seperti CO2 dan CO dapat menyebabkan iritasi dan peradangan serta sesak napas jika kekurangan oksigen.

Sedangkan partikel seperti senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dan Particulate Matter (PM) 2.5 dapat menyebabkan iritasi, peradangan, bahkan kanker dan kerusakan pernafasan.

PM 2.5 diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada masyarakat yang berada di kota-kota besar, termasuk Ibu Kota Jakarta dan daerah penyangga sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.

“Karena dapat menyebabkan iritasi, partikel dan gas tersebut dapat menyebabkan masalah akut seperti mata berair, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, gatal-gatal, dan batuk, serta risiko infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),” ujarnya.

Jika partikel polusi berukuran puluhan mikrometer, masih bisa disaring oleh bulu-bulu di hidung. Namun jika ukurannya lebih kecil, partikelnya bisa masuk ke kantung udara atau alveoli terkecil dan kemudian ke aliran darah, sehingga bisa berbahaya bagi kesehatan. ***

Ingin mengetahui berita tentang polusi udara dan lingkungan lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara iqair.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah