Network
Dari patung badak, jarak menuju Waduk Karian adalah sekitar 5 kilometer. Selama perjalanan sejak patung badak, praktis hanya melintasi perkebunan sawit PTPN VIII Cisalak Baru, sehingga praktis suasana terasa rindang, tidak mengalami areal terbuka yang panas.
Jadi bisa dibayangkan, suasana Waduk Karian memang berbeda dibandingkan banyak waduk lainnya di Pulau Jawa. Sebab, jalur atau lokasi waduk lainnya di Pulau Jawa melintasi kawasan hutan dan kombinasi areal panas. Namun pada Waduk Karian, otomatis berada di tengah perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Bisnis Karet Alam Pasarnya Bangkit, Indonesia Harus Mampu Mengatasi Kondisi Ini di Perkebunan
Berdasarkan peta kawasan Waduk Karian, juga akan terdapat kawasan wisata terpadu di Desa Pasirtanjung, yang berada pada inti kawasan bendungan dimaksud. Dengan gambaran tersebut, tampaknya wisata di Waduk Karian tidak mengalami cuaca yang panas, bahkan relatif teduh dan nyaman.
Jika sudah diairi, tampaknya Waduk Karian akan juga menjadi tempat budidaya ikan. Masyarakat penggemar ikan bisa melihat usaha budidaya sekaligus penghobi mancing, bisa wisata. Namun sejauh ini belum ada, karena memang waduknya belum digenangi.
Baca Juga: PTPN VIII Ikut Kontribusi pada Pembangunan Waduk Karian di Rangkasbitung, Banten
Tidak jauh dari Desa Pasirtanjung, ada pula Sungai Ciberang, yang menjadi tempat wisata rafting. Nah, di tepian tempat rafting di Sungai Ciberang, masih ada sejumlah pohon karet lama di PTPN VIII Kebun Cisalak Baru, yang merupakan sejarah bahwa perkebunan itu dahulunya mengusahakan karet.
Sebagai gambaran, bisnis perkebunan sawit merupakan penopang bisnis PTPN VIII. Sebab, dari komoditas sawit merupakan sumber keuangan kehidupan PTPN VIII yang kini berproses digabungkan kedalam PT Aset Perkebunan Nusantara atau PT Sinergi Aset Nusantara. ***
