Network
Dikatakannya, riset tersebut akan melalui tahap panjang dan tidak mudah, serta membutuhkan banyak pakar.
Riset tersebut akan meliputi kegiatan riset utama. Pertama menyangkut pengembangan research cell bank (RCB) untuk ekspresi target humulin, aspart dan glargine serta dua enzim pendukung. Riset dikerjakan oleh BRIN dan ITB.
Tahap kedua, fermentasi atau bioproses dan purifikasi dari prekursor, konversi prekursor menjadi insulin, karakterisasi protein, analisis komparatif dengan originator-nya, serta produksi skala pilot berbasis cara produksi obat yang baik (Good Manufacturing Practices). Kegiatan riset dilakukan BRIN, ITB, dan Biofarma.
Ketiga terkait dengan formulasi dan pengembangan sistem pengiriman insulin. Riset ini diketuai oleh UGM. Sedangkan BRIN berperan dalam menyiapkan material insulin yang bakal diformulasi.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Rasa Kesepian, Mencegah Parahnya Diabetes Tipe 2, yang Penting Membuka Diri
Sedangkan keempat adalah uji praklinik dan inisiasi uji klinik. Uji praklinik in vitro dan in vivo dipimpin UGM. BRIN akan mengerjakan uji in vitro, sementara in vivo diinisiasi dan dilakukan UGM.
Metode untuk in vitro sudah diinisiasi sejak 2020, dan uji in vivo diinisiasi sejak 2021 dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Riset kelima berhubungan dengan regulasi dan sertifikasi yang melibatkan BPOM.
BPOM, kata Dini, perlu dilibatkan dari awal karena menyangkut regulasi, agar tak ada masalah saat mengusulkannya.
Diharapkan, dengan kegiatan riset dan pengembangan ini, kelak akan membantu ketersediaan obat diabetes di dalam negeri.***
