Saat Lebaran, Waspadai Mengonsumsi Makanan Tinggi Kalori, Ini Alasan Dokter

- 7 Mei 2021, 08:49 WIB
Saat Lebaran, waspadai makanan tinggi kalori, demi mencegah stroke.
Saat Lebaran, waspadai makanan tinggi kalori, demi mencegah stroke. /Antara/


DESKJABAR
– Puasa Ramadhan sebentar lagi usai, dan hari Lebaran pun tiba. Di hari Lebaran itu, biasanya orang-orang larut dalam kegembiraan, termasuk dalam masalah mengonsumsi makanan dan minuman.

Saat Lebaran, dokter spesialis saraf RSUI, Dinda Diafiri menyarankan, Anda tidak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori serta gula berlebihan, seperti opor, rendang, es cendol, dan es boba, karena bisa memincu terjadinya hipertensi dan stroke.

Di sisi lain, berkurangnya aktivitas fisik saat Lebaran, serta lupa minum obat juga dapat memicu kedua penyakit itu.

Baca Juga: Mawar Tak Hanya Cantik Tapi Juga Penuh Manfaat, Simak Penjelasan Ahli Kecantikan

Oleh karena itu, Dinda, melalui siaran pers RSUI, dikutip Jumat, 7 Mei 2021, menyarankan Anda tak abai pada jenis asupan makanan dan minuman berlebihan, aktivitas fisik, serta minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.

Stroke di Indonesia masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor satu untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini.

Untuk mengenali tanda stroke, Anda bisa berpegang pada slogan Kementerian Kesehatan SeGeRa Ke RS yang merupakan akronim dari Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba; Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

Baca Juga: Sidang RTH Kota Bandung, Dadang Suganda Jual Tanah ke Pemkot Bandung Sudah Sesuai Prosedur

Kemudian, Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung; Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh; Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba; Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, sempoyongan).

“Jika mengalami gejala-gejala tersebut, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, karena setiap detiknya sangatlah berharga. Stroke memiliki periode emas yaitu 4,5 jam, jika dalam periode emas itu dapat segera ditangani, risiko kematian dan kecacatan stroke dapat diturunkan. Jangan menunda ke rumah sakit dengan harapan gejala akan mengalami perbaikan dengan sendirinya," kata Dinda, seperti dikutip dari Antara.

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah