RSUD Pandega Pangandaran, Terus Benahi Sarana dan Prasarana Peralatan Kesehatan

- 8 Maret 2021, 14:47 WIB
Jenis Ventilator peralatan kesehatan (Alkes) yang digunakan di RSUD Pandega Pangandaran.
Jenis Ventilator peralatan kesehatan (Alkes) yang digunakan di RSUD Pandega Pangandaran. /Muslih Suprianto/DeskJabar/
 
 
 
DESK JABAR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Pangandaran masih terus berbenah untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang pelayanan terhadap masyarakat. Sejak beroperasinya rumah sakit tersebut pada 5 April 2020, baru sekitar 80 persen peralatan yang telah terpenuhi khususnya peralatan kesehatan.
 
Belum dilengkapinya peralatan kesehatan ini, disebabkan harga peralatan medis tersebut yang cukup mahal dan keterbatasan kemampuan anggaran, membuat pengadaan peralatan kesehatan dilakukan secara bertahap.
 
Kepala Dinas Kesehatan Pangandaran Yani Ahmad Marzuki didampingi Direktur RSUD Pangandaran, Asep Kemal Pasha serta jajarannya mengatakan sekitar satu tahun beroperasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Kabupaten Pangandaran sampai sekarang, masih terus berbenah untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang pelayanan. 
 
 
"Salah satu yang paling strategis adalah ketersediaan alat-alat kesehatan (Alkes), peralatan ini baru 80 persen," kata Yani Ahmad, Senin, 8 Maret 2021.
 
Menurut Yani pengadaan alat-alat kesehatan itu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran secara bertahap, karena dengan keterbatasan kemampuan anggaran yang ada, harga dari peralatan medis tersebut cukup mahal.
 
Selanjutnya pada tahun 2019 lalu, pihaknya melakukan pengadaan peralatan kesehatan senilai Rp45 miliar dan ada 100 jenis peralatan kesehatan yang dibeli dari proses pengadaan tersebut dengan melibatkan 14 rekanan penyedia barang. 
 
 
"Dari sekian banyak item yang dibeli, diantaranya ada ventilator atau alat bantu pernafasan bagi pasien yang kritis," lanjutnya.
 
Yani menyampaikan bahwa dari peralatan kesehatan itu, ada dua jenis ventilator yaitu Ventilator Transport harganya Rp300 juta, sebanyak dua unit dan Ventilator Basic Rp950 juta,-sejumlah tiga unit.
 
Kemudian ada peralatan kesehatan jenis Inkubator seharga Rp365 juta,- sejumlah 18 unit, meja operasi seharga Rp900 juta, sebanyak dua unit. Tingginya harga-harga peralatan medis juga terlihat dari harga lampu operasi yang mencapai Rp800 juta.
 
 
Dari jumlah pengadaan senilai total Rp45 miliar itu, juga termasuk alat USG, UKG dan lain-lain. "Proses pengadaan tentu memperhatikan semua ketentuan. Salah satunya kami membeli dari e-katalog," kata Yani.
 
"Seluruh peralatan yang kami beli juga sudah dilengkapi surat-surat resmi yang menyangkut keaslian peralatan, sertifikasi serta izin edar dari Kementerian Kesehatan," ucapnya lagi.
 
Sementara itu pihaknya juga sangat menyayangkan karena ada segelintir kalangan yang tidak paham dan keliru memahami kalau pengadaan itu yang senilai Rp45 miliar dibelanjakan hanya untuk ventilator padahal ada 100 item.
 
 
"Saat pelaksanaan pengadaan barang di tengah pandemi Covid-19 kami juga meminta pendampingan dari Kejaksaan," ujar Yani.
 
Dirinya menambahkan untuk kebutuhan alat kesehatan yang belum terpenuhi adalah peralatan untuk penanganan penyakit jantung, THT, Ortopedi dan alat cuci darah. 
 
"Selain itu dari 6 ruang operasi yang ada, baru 2 ruangan yang sudah dilengkapi peralatan," tambahnya.***
 

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah