WASPADA! Gejala Awal Covid-19 Varian Baru Bukan Demam dan Kehilangan Penciuman

21 November 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi gejala awal Covid-19 varian baru Omicron bukan demam dan kehilangan penciuman. /Pixabay/geralt/

DESKJABAR - Hati-hati dan kenali, gejala awal Covid-19 varian baru Omicron bukan demam dan kehilangan penciuman. Tapi merasa lelah di pagi hari saat bangun tidur.

Gejala lainnya menurut kepala Studi Kesehatan ZOE Professor Tim Spector dalam akun Twitternya adalah tenggorokan merasa lebih sakit bila dibandingkan dengan flu biasa.

Berdasarkan laporan yang dialami pasien Covid-19 subvarian Omicron, Tim Spector menuturkan, saat ini kasus Covid dua kali lebih banyak dari flu biasa.

"Rasionya tidak pernah setinggi ini," kata professor Tim Spector.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022 Qatar: Hari, Jam Tayang dan Siaran Langsung TV

Baca Juga: Tol Cisumdawu Seksi 2 dan 3 Beroperasi Bulan Ini Tak Perlu Tunggu Natal+Tahun Baru: Bagaimana Tol Getaci?

Sebagaimana diketahui, saat ini telah muncul berbagai ragam varian dan berbagai gejala ang muncul dari Covid-19. Salah satunya Covid-19 subvarian Omicron

Dikutip dari The Independent, Spector menjelaskan, kebanyakan orang masih terpaku pada demam sebagai gejala utama Covid-19.

Padahal saat ini, menurut dia, dua pertiga dari kasus Covid-19 subvarian Omicron berawal dari sakit tenggorokan.

Diungkapkan Tim Spector, dalam Covid-19 subvarian Omicron, gejala demam dan kehilangan penciuman sangat jarang terjadi dialami pasien.

Akibat dari semua itu, kata Spector, kini banyak sekali lansia merasa tidak terkena Covid sehingga tidak melakukan tes karena menganggapnya cuma meriang biasa.

Baca Juga: Pemkab Ciamis Buka Lowongan Kerja: Dibutuhkan 1150 Guru, 378 Tenaga Kesehatan, 174 Tenaga Teknis

Memang perlu diwaspadai, pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan bahwa varian XBB telah terdeteksi di total 26 negara dunia.

Di Indonesia sendiri, varian baru Covid-19 jenis XBB disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus positif Covid-19 sejak November 2022.

Kementerian Kesehatan memprediksi puncak Omicron akan terjadi pada akhir tahun mendatang. Prediksi ini didasarkan kepada data tren kenaikan kasus Covid-19 jenis XBB saat ini,

XBB menurut pakar penyakit menular Dr. Celine Gounder, merupakan salah satu subvarian Omicron yang mampu menembus kekebalan dari vaksin maupun infeksi sebelumnya.

"Perlindungan dari vaksin tetap sangat bermanfaat karena membuat penderita hanya mengalami gejala ringan", katanya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: WHO The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler