Penurunan tingkat suku bunga telah memberi peluang keuntungan bagi emas karena menurunkan opportunity cost. Tambahan pula, konflik di Timur Tengah yang semakin meluas menyebabkan para investor berbalik arah memboronng berbagi asset Safe Haven untuk mengurangi risiko di mana salah satunya adalah emas.
Bagaimana Prediksi Harga Emas ke Depan?
Andri Darmawan memeparkan, kenaikan harga emas yang dimulai pada awal Desember 2023 ini merupakan respons pasar terhadap ketidakpastian ekonomi global dan domestik Amerika Serikat.
Menurutnya, emas yang masuk deretan aset "safe haven" menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kebijakan moneter yang lebih lunak dari bank sentral Amerika Serikat, ditambah dengan dorongan situasi memanas geopolitik Israel –Palestina.
“Jika melihat data historis, emas mencapai rekor tertinggi baru pada awal Desember 2023 mencapai 2.100 dolar AS/toz. Kemudian sempat turun 50 poin dan naik kembali hingga menyentuh level 2.080 dolar AS/toz saat ini.
Baca Juga: TAHUN 2024, Gara-Gara Pilpres Industri Hotel di Kota Bandung Langsung Dihadapkan pada Kecemasan
Dia menambahkan, seiring dengan kedatangan hari raya Imlek yang ikut mendorong permintaan emas yang tinggi di tahun-tahun sebelumnya maka harga emas diprediksi bisa kembali menyentuh di atas level 2.100 dolar AS/toz kembali sebelum Februari 2024.
Untuk itu, Andri menyarankan para investor untuk mengambil posisi buy pada titik support yang kuat di level 2.050/toz-2.070 dolar AS/toz. Atau long sell pada posisi 2.090/toz - 2.100 dolar AS/toz.
“Untuk para investor logam mulia, ini adalah waktunya ‘jual’ untuk mendapatkan cuan yang besar di tengah momentum lonjakan yang tinggi dari harga emas,” ujarnya menegaskan. ***