DESKJABAR – Ditengah optimisme akan pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia pada tahun 2024, justru industri hotel di Kota Bandung yang menjadi salah satu pilar industri pariwisata dihadapkan pada kecemasan menghadapi tahun 2024. Hal ini gara-gra Pilpres 2024.
Tahun 2024 akan menjadi tahun puncak politik di Indonesia, dimana pada tahun tersebut akan berlangsung pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Bagaimanapun, proses politik ini akan cukup berdampak pada sejumlah sektor, termasuk industri Hotel di Bandung.
Kecemasan ini menjadi ironis pada saat tahun 2023 memperlihatkan pertumbuhan sektor pariwisata di Kota Bandung, dalam hal ini kunjungan wisatawan ke kota ini, memperlihatkan angka terbaik pasca Pandemi Covid-19.
Sektor pariwisata memberikan kontribusi dari pajak hotel, pajak restaurant, dan pajak hiburan, sehingga pajak-pajak ini ada berkontribusi pada PAD daerah, termasuk Kota Bandung.
Data Disbudpar Kota Bandung, sektor pariwisata juga menjadi salah satu penopang perekonomian Kota Bandung. Pada tahun 2022, kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 8,48 persen dan kontribusi pajak sektor pariwisata pada PAD Kota Bandung mencapai 22,37 persen.
Industri Hotel Cemas, Ada Apa Gerangan?
Kecemasan dan kekhawatiran Industri Hotel di Bandung menghadapi tahun 2024, dikemukakan Ketua Riung Priangan yang juga Ketua Badan Promosi dan Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto, dalam perbincangan dengan deskjabar.com, Rabu 27 Desember 2023 di Bandung.
Kecemasan ini menjadi ironi, disaat Kemenparekraf merasa optimis sektor pariwisata Indonesia akan mengalami peningkatan di tahun 2024.
Mengutip dari laman Kemenparekraf disebutkan bahwa survei yang dilaksanakan pada 18 Juni-14 Juli 2023 telah memberikan gambaran akan potensi dan peluang sektor pariwisata.