Network
“Pasca usainya pandemi Covid-19, pasar teh sebenarnya kembali bangkit terutama pasar domestik. Ini harus ditangkap dengan memberikan produk teh yang bagus bagi para konsumen Indonesia,” ujarnya.
Erdiansyah Rezamela dari PPTK menyebutkan, adalah sertifikasi harus dilakukan eksternal auditor yang direkomendasikan oleh Dewan Teh Indonesia. Tetapi berikutnya, para produsen teh Indonesia cukup mempersiapkan dokumen dan maintenance, sehingga lebih mudah.
Baca Juga: Di Purwakarta, Nasib Perkebunan Teh Rakyat Tergeser Usaha Peternakan Ayam
Gambaran kondisi
Ketua Dewan Teh Indonesia, Rachmad Gunadi, mengatakan, penggunaan ampas teh botol yang direcycling kembali untuk membuat teh, menjadi kekhawatiran berdampak merusak bisnis teh Indonesia. Selain itu berdampak munculkan produk kurang bagus, akibat sekedar menekan biaya produksi demi memperoleh keuntungan.
Para produsen teh Indonesia diarahkan menggunakan produk teh yang benar untuk bisnis yang jujur untuk kepuasan konsumen. Produksi teh Indonesia juga harus memiliki berkaitan dengan konservasi sumber daya alam, bersifat people, profit, dan planet.
“Inilah mengapa DTI menerapkan standarisasi produksi teh Indonesia pada saat bisnis ini sedang susah. Mudah-mudahan, akan sangat bermanfaat bagi kalangan yang ingin melanjutkan bisnis teh Indonesia,” ujar Rachmad Gunadi.
