DESKJABAR – Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, suasana kabut tebal seiring musim hujan akhir tahun 2023 mulai terasa pada sejumlah kawasan ketinggian. Suasana demikian, juga sangat terasa ketika jalan-jalan di kawasan perkebunan teh Cileuleuy, Kecamatan Pamulihan, yang dikelola PTPN VIII.
Diantara para penghobi perjalanan petualangan ke jalur selatan Pangalengan, Kabupaten Bandung jalur Cileuleuy dikenal sebagai rute ke tujuan akhir yaitu Kampung Samplat, di Pamulihan, Garut. Perjalanannya adalah memasuki kombinasi jalur jalan bagus di Kabupaten Bandung dan terjal berbatu di Garut, dilintasi mobil dan motor.
Suasana kabut tebal di kawasan afdeling perkebunan teh Cileuleuy PTPN VIII Sedep, terjadi kapan saja tergantung kondisi cuaca saat musim hujan. Bagi sebagian orang, suasana berkabut tebal merupakan sesuatu yang asyik, lengkap sambil minum kopi, goreng singkong, dsb.
Baca Juga: Perbatasan Bandung-Garut di Perkebunan Teh, Sering Jadi Bahan Perhatian Menarik Jalan-jalan
Pemandangan indah di ketinggian
Jalur perkebunan teh Cileuleuy, merupakan lintasan jalan-jalan menuju Kampung Stamplat melalui Cileuleuy melintasi pemandangan indah perkebunan teh PTPN VIII di kawasan Pangalengan dan Kertasari, yaitu Malabar, Santosa dan Sedep di Kertasari. Biasanya, yang jalan-jalan menggunakan mobil dan motor menuju Kampung Stamplat Garut.
Kampung Stamplat Garut menjadi tujuan akhir menarik jalan-jalan, karena merupakan kampung terpencil dengan kehidupan bersahaja masyarakatnya. Ciri sudah dekat Kampung Stamplat, adalah melintasi Cileuleuy yang merupakan kawasan afdeling terujung di perkebunan teh PTPN VIII Sedep pada ketinggian 1.800-2.000 meter di atas permukaan laut.