FILOSOFI Ketupat atau Kupat dan Sejarahnya Sebagai Makanan Khas Lebaran Bagi Masyarakat Muslim Indonesia

- 13 April 2023, 07:34 WIB
Ketupat atau kupat menjadi makanan khas di hari lebaran, memiliki filosofi yang mendalam
Ketupat atau kupat menjadi makanan khas di hari lebaran, memiliki filosofi yang mendalam /flickr.com/

Filosofi Mendalam Ketupat atau Kupat

Mengutip dari Science Direct, sebuah penelitian yang berjudul “ Ketupat as Traditional Food of Indonesia” oleh Angelina Rianti, menuliskan bahwa Bakda Lebaran dan Bakda Kupat dikembangkan oleh Sunan Kalijaga.

Dalam laporan penelitiannya disebutkan bahwa keduanya memiliki kaitan yang erat dengan ketupat. Selama Bakda Kupat, hampir setiap rumah terlihat ramai dan orang-orang menganyam daun kelapa menjadi ketupat. Lalu, dimasak dan dibagikan kepada tetangga, keluarga, serta saudara sebagai simbol kebersamaan.

Di masyarakat Jawa atau Sunda mereka menyebutnya kupat, yang merupakan kepanjangan ngaku lepat atau mengakui kesalahan dan memohon pintu maaf kepada orang-orang di sekeliling kita pada hari lebaran.

Tidak hanya itu, kupat juga diartikan sebagai laku papat yang terdiri dari empat aksi. Keempatnya yaitu lebaran (pintu maaf dibuka lebar-lebar), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (bebas dari dosa-dosa).

  • Lebaran berasal dari kata lebar, bermakna pintu ampun dibukakan lebar untuk orang lain.
  • Luberan berasal dari kata luber, bermakna rezeki melimpah dan bersedekah pada orang yang membutuhkan.
  • Leburan berasal dari kata lebur, yang bermakna berarti dosa-dosa dalam satu tahun terakhir akan dilebur.
  • Laburan, yang merupakan kata lain dari kapur, artinya menyucikan diri menjadi putih kembali, seperti seorang bayi.

Dalam pembuatan ketupat atau kupat, terlebih dahulu daung kelapa muda dianyam cukup rumit. Kerumitan anyaman menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan silahturahmi, sedangkan beras dimaknai nafsu duniawi.

Baca Juga: Pengurus DPD KNPI Ciamis Dilantik, Bupati : Pemuda Ciamis Mampu Getarkan Dunia

Ada juga yang memaknai rumitnya anyaman adalah beragam kesalahan manusia, sedangkan beras putih di dalamnya dimaknai dengan kesucian hati yang memaafkan kesalahan tersebut.

Sedangkan oemilihan daun kelapa muda sebagai bahan pembuatan ketupat atau kupat atau di masyarakat Jawa dan Sunda menyebutnya janur. Ini merupakan akronim dari Jannah Nur atau “Cahaya Surga”. Janur juga dianggap merupakan akronim dari “Jatining Nur” atau “Hati Nurani”.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah