Sebaliknya, pembakaran batu bara menjadi semakin meluas. Konsep paradoks Jevons, mengacu pada teknologi ramah lingkungan tetapi justru merusak lingkungan, diberi nama “Jevons Paradox” (Ozzie Zehner, 2012).
Mobil Listrik Bernasib Sama dengan Mesin Uap
Menurut Wulandari (2020), mobil listrik berisiko mengalami nasib yang sama dengan mesin uap. Kendati demikian, mobil listrik diprediksi mampu mengurangi polusi udara di perkotaan.
Dampak Lingkungan Baterai
Namun, mobil listrik menimbulkan masalah dampak lingkungan berupa polusi baru di wilayah lain. Pembuatan baterai mobil listrik memerlukan eksploitasi sumber daya nikel.
Jika penggunaan jenis kendaraan ini meningkat secara signifikan. Ini akan memperparah eksploitasi batubara karena sebagian besar sumber energi listrik di Indonesia masih berasal dari batubara.
Pada titik ini, dampak negatif terhadap lingkungan akan terjadi sebagai konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Inilah paradoks Jevons yang kemungkinan akan terulang ketika penggunaan mobil listrik semakin meluas.***